TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ardian Sopa menilai kasus narkoba politikus Demokrat Andi Arief akan berpengaruh terhadap elektabilitas partainya maupun capres-cawapres usungannya, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Baca: Andi Arief Ditangkap, PSI Ragu Bawaslu Buka Mahar Rp 1 Triliun
"Apapun yang terjadi (terhadap Andi Arief) akan berpengaruh, baik itu terhadap dukungan capresnya. Namun, paling berdampak ke partai tentunya," ujar Ardian Sopa di kantornya, Selasa, 5 Maret 2019. Kasus ini, ujar Ardian, akan membuat Partai Demokrat perlu energi baru untuk bisa reborn.
"Sejauh ini, yang Demokrat lakukan misalnya tidak melindungi, tetapi menyerahkan kasus ini sesuai proses hukum yang berlaku, akan menjadi poin plus," ujar dia.
Survei teranyar dari Roda Tiga Konsultan (RTK) yang digelar pada 28 Januari-15 Februari, menunjukkan Demokrat masih masuk lima besar dan termasuk deretan parpol yang akan masuk ke Senayan. Demokrat mengantongi elektabilitas 7,2 persen. Demokrat berada di bawah PDIP, Gerindra, Golkar, dan PKB.
Polisi menangkap Andi Arief di sebuah hotel di Jakarta Barat pada Ahad, 3 Maret 2019. Ia diduga menggunakan narkoba jenis sabu. Polisi menyatakan masih memeriksa Andi. Meski belum berstatus tersangka, polisi memastikan ia positif menggunakan narkoba.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, Adi Prayitno menilai kasus Andi Arief ini cukup berpengaruh terhadap elektabilitas Demokrat. "Kasus ini tentu seperti tsunami terhadap banyak pihak, bagi Andi Arief dan Demokrat. Ini pukulan telak di tengah upaya Demokrat yang berupaya menjadi partai tiga besar," ujar Adi saat dihubungi Tempo, Selasa, 5 Maret 2019.
Namun, lanjut Adi, kasus Andi tak berpengaruh banyak terhadap elektabilitas Prabowo - Sandi sebagai paslon yang diusung Demokrat. “Kalau ke Prabowo bukan tsunami, sebatas gempa kecil," ujar dia.
DEWI NURITA | SYAFIUL HADI