TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi teranyar Lingkaran Survei Indonesia alias LSI Denny JA menyoroti dukungan dua organisasi muslim besar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah terhadap dua pasangan calon yang akan berlaga di pemilihan presiden 2019.
Berita terkait: LSI Denny JA: Elektabilitas Jauh, Jokowi Menang Pilpres 2019
Hasilnya, dukungan NU terhadap Joko Widodo alias Jokowi naik dari angka 55,6 persen per Januari, menjadi 64,1 persen per Februari 2019. "Sementara itu, dukungan Muhamadiyah terhadap Jokowi turun dari 42 persen menjadi 33,3 persen," ujar peneliti senior LSI Ardian Sopa di kantornya, Selasa, 5 Maret 2019.
Sebaliknya, dukungan NU terhadap Prabowo turun dan dukungan Muhammadiyah terhadap Prabowo naik. Suara NU ke kubu Prabowo per Januari 2019 sebesar 33,6 persen, kemudian per Februari 2019 turun menjadi 28,2 persen. Adapun suara Muhammadiyah ke kubu Prabowo per Januari 2019 sebesar 54 persen, kemudian per Februari 2019 naik menjadi 62,2 persen.
"Naik turun dukungan kedua paslon di dua ormas Islam besar ini memang sangat ditentukan dari kegiatan maupun isu-isu yang berkembang," ujar Ardian.
Berdasarkan data LSI Denny JA, basis pemilih muslim di Indonesia sebesar 87,8 persen dari total keseluruhan pemilih. Hasil survei Februari 2019, NU merupakan Ormas Islam terbesar dengan basis pemilih 49,5 persen. Sementara Muhammadiyah memiliki basis massa 4,3 persen.
Tonton video LSI: jika golput tinggi, kemungkinan Jokowi bisa kalah
"Untuk dukungan pemilih dua ormas ini, saya melihat ada semacam trade off. Bisa jadi, kalau di sana pilih Muhamadiyah, NU cari pilihan yang lain. Sehingga suaranya beririsan," ujar Ardian.
Hasil sigi teranyar LSI Denny JA ini dilakukan pada tanggal 18 - 25 Februari 2019, dengan menggunakan 1200 responden. Survei dilakukan di 34 Provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling.
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini adalah 2,8 persen. Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media, dan indepth interview untuk memperkaya analisa survei.