TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dhimam Abror, tak ambil pusing dengan hasil survei Cyrus Network ihwal titik jenuh kampanye di media sosial. Dhimam mengatakan kubunya akan tetap menjalankan berkampanye media sosial.
Baca: Survei: Tim Sukses Jokowi dan Prabowo Minim Kerja di Lapangan
"Kami tetap istiqomah dan konsisten dengan strategi kami," kata Dhimam kepada Tempo, Jumat, 1 Maret 2019.
Politikus Partai Amanat Nasional ini juga menyinggung kredibilitas lembaga survei terkait. Menurut dia, ada agenda terselubung untuk mendiskreditkan media sosial. Dhimam juga mengungkit ucapan calon presiden inkumben Joko Widodo saat perayaan Hari Pers Nasional 9 Februari lalu di Surabaya. Jokowi kala itu menyebut media massa arus utama lebih dipercaya daripada media sosial. "Strategi kubu sebelah adalah men-downgrade dan mendiskreditkan medsos," kata dia.
Dhimam mengatakan kubu Prabowo-Sandiaga akan tetap bergerak di media sosial. Namun, dia mengakui pergerakan maya ini hanya untuk menopang kampanye di lapangan. "Masing-masing medsos punya plus-minus dan untuk masing-masing kami punya strategi masing-masing," ujarnya.
Survei Cyrus Network menyatakan kampanye di medsos sudah mencapai titik jenuh dan hanya sekadar riuh. CEO Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan, hanya sekitar 40 persen pemilih yang terkoneksi dengan informasi di media sosial dan aplikasi perpesanan seperti Whatsapp dan Line. Sisanya, sebanyak 60 persen masyarakat belum bersentuhan dengan sumber-sumber informasi.
Hasan merinci, media sosial paling tenar adalah Facebook yang diakses oleh 32 persen populasi. Di kategori aplikasi perpesanan, Whatsapp menempati posisi teratas dengan 32 persen pengakses.
Baca: Bertemu Prabowo, Komunitas Kesehatan Keluhkan JKN - BPJS
"Sementara Twitter yang tampaknya selalu paling heboh, hanya diakses oleh 4 persen populasi saja," kata Hasan melalui keterangan tertulis, Kamis, 28 Februari 2019.