Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Munas Alim Ulama NU Dinilai Serupa dengan Munajat 212

Reporter

image-gnews
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu, 27 Februari 2019. Presiden juga mengakui kontribusi NU untuk keutuhan bangsa Indonesia. ANTARA/Adeng Bustomi
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu, 27 Februari 2019. Presiden juga mengakui kontribusi NU untuk keutuhan bangsa Indonesia. ANTARA/Adeng Bustomi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai acara Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama (Munas Alim Ulama NU) di Kota Banjar, Jawa Barat, serupa dengan acara Munajat 212 di Monas, beberapa waktu lalu.

 

Dua acara ini dinilai sebagai ajang konsolidasi dukungan untuk pasangan calon yang akan berlaga di pemilihan presiden 2019. Munas Alim Ulama NU untuk konsolidasi dukungan paslon 01 Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin. Sementara Munajat 212 dinilai menjadi ajang konsolidasi dukungan paslon 02 Prabowo Subianto.

"Menjelang pemilu, banyak sekali ormas Islam yang mengadakan acara kebangsaan atau doa bersama, yang sebenarnya ajang konsolidasi dukungan terhadap capres," ujar Adi saat dihubungi Tempo pada Rabu, 27 Februari 2019.

Menurut Adi, hal ini tidak bisa ditutup-tutupi karena acara skala besar ini digelar dalam momentum politik seperti ini. Khusus untuk Munas Alim Ulama NU yang dibuka Presiden Jokowi kemarin, Adi membeberkan dua indikasi bahwa acara tersebut tak lain sebagai ajang konsolidasi dukungan untuk Jokowi, yang ujung-ujungnya berharap dampak elektoral di Jawa Barat.

Pertama, ujar dia, NU sejak awal sudah punya kecenderungan terhadap Jokowi karena faktor Ma'ruf Amin yang merupakan bekas Rais Am PBNU. "Jadi, tanpa dukungan formal sekalipun, banyak tokoh dan aktivis NU yang mendukung petahana."

Kedua, acara tersebut digelar di Jawa Barat yang merupakan 'wilayah basah',  yang menjadi rebutan dua kandidat karena jumlah penduduknya paling mayoritas di Indonesia. Pemilu 2014 lalu, Prabowo unggul signifikan dari Jokowi di daerah tersebut.

"Kalau memang tak ada kepentingan politik, kenapa acaranya tidak digelar di Jawa Timur atau Jawa Tengah yang dikenal sebagai daerah para ulama?," ujar Adi Prayitno.

Dalam acara Munas Alim Ulama NU itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, turut mendoakan kemenangan Jokowi saat memembberikan sambutan. "Yang hadir lebih dari 20 ribu mendoakan mudah-mudahan bapak Jokowi dapat kepercayaan dari Allah dan dari rakyat," ujar dia, di Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu, 27 Februari 2019.

Anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Lukman Edy menganggap wajar dukungan yang diberikan oleh  PBNU tersebut.

Namun, dia menolak jika acara tersebut disebut sebagai ajang konsolidasi dukungan untuk Jokowi. "Saya kira enggak ada hubungan politik lah. NU kan bukan alat politik Pak Jokowi," ujar politikus PKB ini kepada Tempo, Rabu, 27 Februari 2019.

DEWI NURITA I AHMAD FAIZ

Catatan redaksi: Pada hari Jum'at 1 Maret telah dilakukan perbaikan judul artikel ini. Terima kasih

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gus Ipul: PBNU Mandataris Muktamar Telah Habis, 80 Persen PWNU Ingin Regenerasi

2 Desember 2021

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berfoto bersama dengan anggota Banser sebelum meninggalkan rumah dinasnya di Jalan Imam Bonjol, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 12 Februari 2019. ANTARA
Gus Ipul: PBNU Mandataris Muktamar Telah Habis, 80 Persen PWNU Ingin Regenerasi

Gus Ipul mengatakan kepengurusan PBNU saat ini sejatinya bukanlah mandataris Muktamar Jombang 2015 karena telah habis masa baktinya.


Sebut Said Aqil Sampai 25 Desember, Gus Ipul: Muktamar Mundur, Pengurus Kosong

1 Desember 2021

Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf.  ANTARA/Reno Esnir
Sebut Said Aqil Sampai 25 Desember, Gus Ipul: Muktamar Mundur, Pengurus Kosong

Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan bila Muktamar NU diundur Januari, terjadi kekosongan kepengurusan PBNU karena telah berakhir 25 Desember


Muktamar NU, Pengamat Minta Kubu Said Aqil dan Yahya Staquf Tak Saling Curiga

22 November 2021

Suasana rapat pleno dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, 27 Februari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Muktamar NU, Pengamat Minta Kubu Said Aqil dan Yahya Staquf Tak Saling Curiga

Pengamat politik Unair, Kacung Marijan, meminta kubu Said Aqil Siradj dan kubu Yahya Staquf tak saling curiga soal jadwal pelaksanaan Muktamar NU.


Munas Alim Ulama PKB Siapkan Piagam Bali, Apa Itu?

20 Agustus 2019

Baliho Muhaimin Ketua Umum PKB Iskandar terpajang di Jalan Baypass I Gustu Ngurah Rai menuju ke arah lokasi Muktamar V PKB di Nusa Dua. Atribut PKB mulai ramai menjelang pelaksanaan muktamar. Foto: Panitia Muktamar PKB
Munas Alim Ulama PKB Siapkan Piagam Bali, Apa Itu?

Munas Alim Ulama yang digelar dalam rangkaian Muktamar PKB akan menghasilkan Deklarasi Bali. Apa itu?


Mayoritas Responden Tempo Setuju Istilah Kafir Tidak Digunakan

11 Maret 2019

Suasana rapat pleno dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, 27 Februari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Mayoritas Responden Tempo Setuju Istilah Kafir Tidak Digunakan

Rekomendasi Munas Alim Ulama NU mengusulkan tidak menggunakan istilah kafir.


PGI Soal Sebutan Kafir: Kalau di Ruang Publik Baiknya Tak Dipakai

5 Maret 2019

Suasana bazar saat Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, 27 Februari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
PGI Soal Sebutan Kafir: Kalau di Ruang Publik Baiknya Tak Dipakai

PGI Meminta agar sebutan kafir tak perlu digunakan di ruang publik.


Soal Sebutan Kafir Hilang, Walubi: Urusan Mereka Panggil Kami Apa

3 Maret 2019

Rapat kerja nasional Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) 2017 di Jakarta International Expo(JI-Expo), Kemayoran, Jakarta, 26 Oktober 2017.  TEMPO/Subekti.
Soal Sebutan Kafir Hilang, Walubi: Urusan Mereka Panggil Kami Apa

Walubi tak mempermasalahkan soal sebutan kafir,


FPI Kritik Cara Berpikir NU yang Usul Sebutan Kafir Dihapus

3 Maret 2019

Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman berjalan untuk menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di Direktorat Kriminal Khusus Polda Bali, Denpasar, Bali, 14 Februari 2017. Munarman dilaporkan ke Polda Bali, Senin, 16 Januari 2017, sehubungan dengan ucapannya dalam video yang diunggah di YouTube berdurasi 1:24:19 pada 16 Juni 2016. Foto: Johannes P. Christo
FPI Kritik Cara Berpikir NU yang Usul Sebutan Kafir Dihapus

FPI mengkritik NU yang mengusulkan agar sebutan kafir dihapus.


NU Usul Sebutan Kafir Hilang, Parisada Hindu: Demi Persatuan

3 Maret 2019

Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Maluku turut mengamankan Misa Malam Natal di Katedral Amboina, Ambon, Maluku, 24 Desember 2017. ANTARA
NU Usul Sebutan Kafir Hilang, Parisada Hindu: Demi Persatuan

Parisada Hindu mengapresiasi usulan NU untuk menghilangkan sebutan kafir bagi nonmuslim.


NU Usul Sebutan Kafir Dihapus, PGI: Menghargai Satu Sama Lain

3 Maret 2019

Ilustrasi gereja di Sumatera Utara
NU Usul Sebutan Kafir Dihapus, PGI: Menghargai Satu Sama Lain

PGI mengapresiasi langkah NU yang mengusulkan agar sebutan kafir hilang.