TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengaku belum ada laporan masuk terkait dugaan pelanggaran kampanye dalam acara Munajat 212 di Monas, Jakarta, Kamis, 21/02, lalu. Saat ini, Bawaslu DKI masih menyelidiki dugaan pelanggaran berdasarkan hasil temuan.
Berita terkait: Ma'ruf Amin soal Munajat 212: MUI Independen Jangan Dipolitisasi
"Sampai kemarin belum ada laporan. Nanti coba kami koordinasikan lagi ke Bawaslu DKI," ujar Anggota Bawaslu RI, Rahmat Bagja di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu, 23 Februari 2019.
Bagja mengatakan Bawaslu memang dapat bekerja menyelidiki dugaan pelanggaran berdasarkan dua hal, yakni temuan sendiri atau laporan masyarakat. Menurut dia, proses kerja Bawaslu atas laporan masyarakat biasanya akan lebih cepat daripada berdasarkan temuan. "Prosesnya sama, tapi kalau laporan itu kan masyarakat akan meminta terus," kata dia.
Bagja mengatakan saat ini lembaganya masih menunggu laporan dari Bawaslu DKI terkait acara tersebut. Menurut dia, Bawaslu DKI masih melihat apakah ada indikasi pelanggaran dalan orasi-orasi yang dilontarkan politisi yang hadir. "Sejauh ini, kan, ada kalimat-kalimat seperti itu. Ada juga doa-doa. Ya jangan kemudian saya buat kesimpulan sendiri. Itu bahaya."
Bagja mengatakan Bawaslu juga tak menutup kemungkinan akan memanggil politisi yang diindikasikan melakukan pelanggaran kampanye dalam Munajat 212. Bawaslu memerlukan keterangan dari yang bersangkutan untuk klarifikasi. "Jangan sampai kami tidak mendengarkan keterangan dari yang bersangkutan," kata dia.
Tim Kampanye Nasional Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin menilai acara Munajat 212 tersebut sangat kental bernuansa kampanye dan merupakan bagian dari politisasi agama.
Menurut Juru Bicara TKN, Ace Hasan Syadzily, hal itu dibuktikan dengan salam dua jari Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dan orasi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan yang dinilai tendensius berkampanye. Selain itu hadir juga tokoh-tokoh yang mendukung calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Dalam acara Munajat 212 dua hari lalu, selain Fadli Zon dan Zulkifli Hasan, hadir Ketua Dewan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid, Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno, dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Yandri Susanto, serta sejumlah politikus dari partai pendukung paslon 02 lainnya.
Saat diberi kesempatan bicara, Zulkifli Hasan mengatakan, "Persatuan nomor satu, soal presiden?" yang kemudian dijawab massa dengan teriakan, "Nomor 2!"
Fadli Zon mengatakan tak ada unsur politik di acara zikir dan Munajat 212 yang berlangsung di Monumen Nasional, Jakarta Pusat. "Saya lihat tidak ada yang menyangkut masalah ajakan atau apa yang terkait dengan politik. Semua saya rasa masih dalam koridor," kata Fadli ditemui awak media menghadiri acara tersebut, Jumat, 22 Februari 2019.
Menanggapi aksi Zulkifli di Munajat 212, Fadli menilai tindakan itu wajar. Hal tersebut merupakan bagian dari retorika untuk memberikan pencerahan kepada peserta yang hadir. "Ada bumbu-bumbu, biasa itu bagian dari sebuah retorika untuk memberikan sambutan atau memberikan pencerahan dan dialog komunikasi dengan jamaah," kata dia.
SYAFIUL HADI | DEWI NURITA