TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin, Achmad Baidowi, menilai penampilan Joko Widodo alias Jokowi dalam debat capres kedua, Minggu, 17/02, lalu bisa menarik perhatian mereka yang belum menentukan pilihan sekaligus menekan angka golput.
"Saya yakin kalangan yang tadinya masih apatis, karena menyaksikan debat capres tadi malam, kemudian memilih Pak Jokowi karena beliau tampil prima dengan paparan data konkret, bukan hoaks," kata Achmad Baidowi dalam diskusi Empat Pilar MPR dengan tema Potensi Golput di Pemilu 2019 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin.
Achmad Baidlowi yang juga anggota Fraksi PPP MPR ini mengatakan, kini tugas Tim Kampanye Nasional Jokowi -Ma'ruf Amin UNTUK meyakinkan para swing voters tersebut paska debat capres tersebut.
Hadir pula dalam diskusi tersebut, anggota MPR dari Fraksi Partai Gerinda dan Pengamat Komunikasi Politik, Umaimah Wahid.
Baidlowi mengatakan dalam literatur kepemiluan terdapat empat penyebab golput. Pertama, karena tidak masuk dalam DPT, kedua, karena kesibukan dan lain hal sehingga saat pemilu tidak sedang berada di tempat. Ketiga, karena tidak cocok dengan program pasangan calon. Keempat, karena menganggap pemilu tidak linear dengan kesejahteraan.
"Penyebab ketiga dan keempat akan berkurang dengan beralih dukungan ke Jokowi karena performanya sangat bagus saat debat kedua," ujar dia.
Lebih jauh Wakil Sekjen PPP ini memperkirakan angka golput dalam Pemilu 2019 tidak besar karena pemilu dilakukan serentak. "Kami yakin ada penurunan angka golput. Dengan pemilu serentak ini maka semua elemen ikut bergerak."
Untuk mengurangi angka golput, dia juga menekankan pentingnya sosialisasi tentang Pemilu 2019 kepada masyarakat. Baidlowi mengakui masih ada masyarakat terutama di daerah yang sulit terjangkau belum mengetahui pemilu dilakukan secara serentak.
Dia mengakui peran media massa dalam menginformasikan berita pemilu serentak yang baru pertama kali diadakan di Indonesia. "Selain peran penyelenggara pemilu dan peserta pemilu, peran media sangat besar untuk menekan golput melalui sosialisasi," kata anggota Baleg DPR ini.
ANTARA