TEMPO.CO, Jakarta - Pasca-debat pertama, calon presiden Joko Widodo atau Jokowi masih unggul atas lawannya Prabowo Subianto. Hal itu terlihat dari survei terbaru dari lembaga sigi Populi Center.
Baca juga: LSI: Kasus Ahmad Dhani Pengaruhi Suara Jokowi di Kaum Terpelajar
Dituturkan oleh periset Populi Center, Dimas Ramadan, angka elektabilitas Joko Widodo atau Jokowi - Ma’ruf Amin sejak survei Desember lalu bertambah menjadi 54,1 persen dari 52 persen. Sedang elektabilitas Prabowo Subianto - Sandiaga Uno 31 persen naik dari 30,7 persen dari bulan Desember. Sementara 14,9 persen responden belum memilih.
“Hasil ini relatif sama dengan temuan survei pada bulan-bulan sebelumnya,” ujar Dimas di kantor Populi Center, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2019.
Sebanyak 77,8 persen menyatakan mantap atas pilihannya, sedangkan 8,2 persen menyebut masih mungkin untuk mengubah pilihannya. Mereka yang menjawab masih mungkin mengubah pilihan, beralasan akan berpindah apabila program calon lain lebih bagus, dan ada pula yang menyatakan tidak suka dengan partai pengusung atau pendukungnya.
Dimas juga menjabarkan pemilih yang menyatakan mantap memilih masing-masing paslon. Angkanya 90,8 persen mantap memilih Jokowi - Ma’ruf dan 85,5 persen mantap memilih Prabowo - Sandiaga. Lalu 6,2 persen pemilih Jokowi - Ma’ruf menyatakan masih mungkin mengubah pilihan, dan 11,3 persen yang menyatakan sama untuk pemilih Prabowo - Sandiaga.
Baca juga: LSI: Suara Prabowo Turun 10 Kali Lipat di Pemilih Minoritas
Adapun menonton debat dalam hasil survei Populi Center kurang berpengaruh dalam membantu memberikan pertimbangan pilihan. Ia hanya bertengger di nomor dua dengan angka 10,8 persen setelah manfaat pertama yang dirasakan yakni mengetahui visi, misi, dan program kerja kandidat dengan 33,9 persen.
"Manfaat apa yang didapat dari debat 33,9 mengatakan mengetahui visi kisi dan program kerja kandidat dan 10,8 membantu memberikan pertimbangan memilih pasangan calon," tutur Dimas.
Survei ini berlangsung selama periode 20-27 Januari 2019. Dengan 1.486 responden yang tersebar di 34 Provinsi. Dengan Margin of Error sebesar 2,53 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.