TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan suara pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno turun drastis di kantong pemilih minoritas. Dalam kurun waktu lima bulan kampanye pemilihan presiden 2019, suara Prabowo turun nyaris 10 kali lipat.
Baca: Prabowo Mengaku Sulit Cari Pinjaman Bank dan Susah Jual Aset
"Survei kami pada Agustus 2018, suara Prabowo sebesar 43,6 persen di kantong pemilih minoritas. Pada Januari 2019, suaranya turun menjadi 4,7 persen," ujar peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby di kantor LSI, Jakarta Timur, pada Kamis, 7 Februari 2019.
Berkebalikan dengan suara Prabowo - Sandi, suara pasangan Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin justru naik tajam dari Agustus 2018 sebesar 47, 5 persen, lalu pada Januari 2019 menjadi 86,5 persen. "Salah satu faktor suara pemilih minoritas naik tajam ke kubu Jokowi, yakni karena dukungan terbuka PA 212 terhadap Prabowo," ujar Adjie.
Adapun basis pemilih minoritas sebesar 14,2 persen. Adjie mengatakan, basis pemilih ini akan berpengaruh signifikan di tengah pertarungan yang ketat. "Sebab saat ini masih ada undicided voters 14 persen dan jarak suara yang masih cukup jauh. Dukungan kelompok yang cenderung solid ini akan berpengaruh signifikan," ujar dia.
Baca: Prabowo Sebut Anggaran Bocor, Kepala Bapenas: Cek ke BPK
Survei teranyar LSI Denny JA ini dilakukan pada 18-25 Januari 2019, dengan menggunakan 1200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini adalah 2,8 persen.