TEMPO.CO, Jakarta - Gaya calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo atau Jokowi yang mulai menggunakan gaya sindiran terhadap lawan politiknya, dinilai Ketua Dewan Pengarah kubu Jokowi - Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla, sebagai hal biasa. Menurut JK, hal ini dilakukan Jokowi hanya sebagai bentuk jawaban saja.
Baca: Kata JK, Jokowi Pemimpin Bebas Nepotisme dan Tak Otoriter
"Kalau kita mau melihat lagi, tak pernah Pak Jokowi itu menyerang langsung. Dia menjawab balik," kata JK saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, di Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Februari 2019.
JK mencontohkan di perkara saat calon wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyebut Indonesia akan punah jika ia dan wakilnya, Sandiaga Uno, tak memenangkan Pilpres 2019. Jokowi pun menanggapi dengan keras pernyataan ini saat ia berkampanye di paguyuban pengusaha Jawa Tengah di Semarang.
"Masa ada yang bilang Indonesia bubar, Indonesia punah. Ya bubar sendiri saja, punah sendiri saja. Tapi jangan ajak-ajak kita rakyat Indonesia," kata Jokowi saat itu.
Meski bernada cukup keras, namun JK mengatakan Jokowi tak ada maksud untuk menjatuhkan rivalnya itu secara pribadi. "Tidak pernah Pak Jokowi melontarkan sesuatu secara pribadi kepada lawannya. Tapi mengembalikan ke lawannya, dalam artian menjawab dengan keras," kata JK.
Baca: Presiden Jokowi Menengok Cucu Jusuf Kalla yang Baru Lahir Kemarin
Belakangan, Jokowi memang nampak lebih agresif dalam membuat pernyataan saat kampanye. Selain menyindir pernyataan rivalnya, Jokowi juga menyentil tim sukses Prabowo-Sandiaga.
Meski begitu, JK yakin langkah ini tetap dapat mendongkrak elaktibilitas Jokowi. "Apapun tindakan, mau ke mana, mau ngomong, mau tidak ngomong, itu menaikkan (elaktibilitas)," kata JK.
EGI ADYATAMA | FRISKI RIANA