TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menilai gaya kampanye ofensif alias menyerang calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi beberapa waktu belakangan tak akan menurunkan elektabilitas.
Baca juga: Pesan Persaudaraan dari Jokowi di Hari Imlek
"Elektabilitas pak Jokowi masih sangat tinggi. Apa yang disampaikan beliau tentu terukur dan beliau juga menguasai hal-hal yang perlu disampaikan," kata Airlangga usai menghadiri acara syukuran HMI ke-72 di kediaman Akbar Tanjung, Jakarta, Selasa, 5 Februari 2019.
Airlangga juga menuturkan pidato ofensif Jokowi akhir-akhir ini tak ada hubungannya dengan elektabilitas yang stagnan. Menurut dia, elektabilitas Jokowi dan Ma'ruf Amin saat ini cukup tinggi dan terus mengalami kenaikan.
Gaya menyerang Jokowi diperlihatkan sekurangnya dalam kampanye di Surabaya dan Semarang belum lama ini. Serangan itu dia tujukan kepada kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Masak saya diam terus? Saya suruh diam terus? Saya suruh sabar terus? Ya tidak dong," kata Jokowi saat ditanya wartawan di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Ahad, 3 Februari 2019.
Tetapi Jokowi menyangkal telah melakukan serangan ke kubu lawan. Dia menyatakan hanya menyampaikan kenyataan. "Sekali-sekali dong."
Saat melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, Jokowi menanggapi beberapa pernyataan kontroversial yang diucapkan Prabowo, mulai dari prediksi Indonesia bubar, Indonesia dikhawatirkan seperti Haiti, hingga hoax Ratna Sarumpaet.
Baca juga: Sandiaga Bantah Tudingan Jokowi Menggunakan Konsultan Asing
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf mengklaim elektabilitas Jokowi dan Prabowo Subianto masih terpaut 20,4 persen. Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengklaim, posisi mereka sudah cukup aman untuk saat ini. "Di sosial media, posisi kami bahkan mencapai 59,9 persen," ujar Hasto Kristiyanto saat ditemui di bilangan Menteng, Jakarta pada Selasa, 29 Januari 2019.
Survei TKN ini berbeda cukup jauh dengan survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, yang juga adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengklaim hasil survei internal BPN menemukan selisih elektabilitas antara Prabowo - Sandiaga tak lebih dari 11 persen dengan Jokowi - Ma'ruf. "Ada yang 5 sampai 7 persen, ada yang 6 sampai 10 persen, dan ada yang katakan 7 sampai 11 persen."
RYAN DWIKY A| DEWI NURITA