TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengaku tak ingin menambah kegaduhan ihwal propaganda Rusia yang sebelumnya dilontarkan Presiden Joko Widodo. Pernyataan Jokowi yang disampaikan di Surabaya, Sabtu pekan lalu itu telah menuai komentar pelbagai pihak, termasuk dari Duta Besar Rusia untuk Indonesia.
Berita terkait: Soal Paradise Papers, Sandiaga Uno: Materi yang Didaur Ulang
Sandiaga mengakui ucapan Jokowi itu juga memancing respons dari beberapa temannya yang berasal dari Rusia. Mereka, kata Sandiaga, menanyakan maksud pernyataan Jokowi itu. "Apakah maksudnya ini? Apakah kami dituduh mencampuri urusan Indonesia?" kata Sandiaga bercerita di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Selasa, 5 Februari 2019.
Sandiaga Uno mengaku meminta kepada teman-temannya itu agar tak terlalu menanggapi pernyataan Jokowi. Menurut dia, pernyataan lawannya di pemilihan presiden 2019 itu tak seharusnya mengganggu kerja sama Indonesia dan Rusia. Apalagi, ujarnya, Jakarta dan Moskow menjalin kerja sama sister city.
"Saya bilang jangan terlalu ditanggapi karena ini tahun politik, semua yang disampaikan itu mungkin ada urusannya dengan politik dalam negeri, tidak ada urusannya dengan persahabatan kita dengan Rusia," kata dia.
Sandiaga mengatakan dia ingin fokus pada propaganda di bidang ekonomi saja. Dia juga mengklaim masyarakat yang ditemuinya saat kampanye tak pernah bertanya ihwal kemungkinan pihaknya menggunakan konsultan asing. Mereka, ujarnya, lebih menanyakan soal lapangan kerja dan harga-harga barang.
Ucapan Jokowi ihwal propaganda Rusia itu terlontar saat menghadiri deklarasi dukungan di Redaksi JawaPos, Surabaya pada Sabtu, 2 Februari 2019. Menurut Jokowi, istilah itu merujuk pada cara berpolitik yang dilakukan dengan cara menyebarkan dusta, fitnah, dan hoaks.
Jokowi meminta cara-cara itu dihentikan. "Cara-cara berpolitik seperti ini harus diakhiri. Menyampaikan semburan dusta, semburan fitnah, semburan hoaks, teori propaganda Rusia yang kalau nanti tidak benar, lalu minta maaf. Akan tetapi, besoknya keluar lagi pernyataan seperti itu, lalu minta maaf lagi," kata Jokowi.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | DIAS PRASONGKO