TEMPO.CO, Semarang - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi, mengatakan bahwa hoaks atau kebohongan penganiayaan Ratna Sarumpaet bertujuan agar dirinya dituduh melakukan kriminalisasi.
"Yang ngabarin katanya babak belur ikut meeting dianiaya, itu yang enggak bener. Itu maunya apa sih? Maunya sebetulnya apa? Maunya menuduh kita kriminalisasi. Itu saja sebetulnya arahnya," kata Jokowi dalam deklarasi dukungan Koalisi Alumni Diponegoro di Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Ahad, 3 Februari 2019.
Jokowi mengatakan saat itu beberapa orang sampai menggelar konferensi pers dan mengatakan bahwa Ratna Sarumpaet dianiaya. Namun, kata Jokowi, untungnya Ratna Sarumpaet itu jujur. Jokowi mengaku sudah lama mengenal aktivis itu.
"Beliau memang berani dan jujur. Sehingga waktu terakhir-terakhir sudah ramai, beliau sampaikan apa adanya. Saya juga terus terang, saya sampaikan apa adanya. Saya acung jempol pada Mbak Ratna Sarumpaet ngomong apa adanya," kata dia.
Jokowi pun menyampaikan harapannya kepada para pendukung dari kalangan intelektual agar bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat. Sebab, kata Jokowi, isu hoaks, kebohongan, dan dusta semakin hari semakin banyak. "Jangan sampai kita biarkan hoaks merajalela sampai desa-desa. Berbahaya sekali,"
Jokowi memberikan contoh kebohongan lainnya yang sempat beredar, yaitu 7 kontainer surat suara sudah dicoblos. "Tujuh kontainer itu kalau saya hitung 80 juta kertasnya. Begitu dijawab diem. Besok keluar lagi selang darah dipakai sampai 40 kali. Dijawab lagi dari RSCM, diem," katanya.
Selang darah di RSCM yang dipakai 40 kali sebelumnya dilontarkan calon presiden 02, Prabowo Subianto. Ia menyinggung soal selang cuci darah RSCM saat berbicara masalah keuangan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam Ceramah Kebangsaan Akhir Tahun Prabowo Subianto, di Hambalang, Bogor, yang kemudian diunggah di laman Facebook-nya, Ahad, 30 Desember 2018.
Menurut Prabowo, masalah tersebut membuat kualitas layanan di rumah sakit terabaikan. Hal itu diklaim membuat rumah sakit menggunakan satu selang cuci darah untuk beberapa pasien. "Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal, harusnya itu punya saluran-saluran dari plastik, dari karet, dari alat-alat dipakai satu orang satu kali. Saya dengar di RSCM hari ini dipakai 40 orang," kata Prabowo saat itu.
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) kemudian membantah pernyataan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto soal selang cuci darah dipakai 40 orang.
"Pelayanan pasien di RSCM selalu mengutamakan mutu. Pelayanan hemodialisis (cuci darah) di RSCM menggunakan selang dan dialiser satu kali pakai (single use)," ujar Direktur utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dokter Lies Dina Liastuti lewat keterangannya pada Rabu, 2 Januari 2018.