TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA menunjukkan, debat capres putaran pertama minim penonton dan publik tidak begitu tertarik dengan debat. Hal ini ditengarai menyebabkan debat kandidat tak memberi pengaruh signifikan elektabillitas kandidat.
Baca: Survei: Debat Capres Tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi - Prabowo
"Hasil survei kami, yang menonton debat pertama secara utuh hanya 14,9 persen secara populasi," ujar peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, di kantor LSI, Jakarta Timur, pada Rabu, 30 Januari 2019.
Adjie memaparkan, setengah dari calon pemilih menonton debat kandidat, yakni 50,6 persen. Sementara yang tak menonton jumlahnya imbang sebanyak 46,7 persen dan 2,7 persen tidak tahu/tidak jawab.
Dari jumlah tersebut, hanya sebesar 5,8 persen publik (yang menonton debat) yang menyatakan bahwa mereka akan mengubah pilihan setelah menonton debat pertama. Dan sebesar 82,1 persen dari mereka yang menonton menyatakan tidak akan mengubah pilihan capres-cawapres mereka.
Adjie mengatakan, umumnya yang menonton debat secara utuh, secara proporsional lebih banyak di kalangan pendidikan tinggi, ekonomi menengah atas, dan laki-laki. Penonton paling banyak menurut survei ini adalah masyarakat kota, Pulau Sulawesi dan Kalimantan. "Dan survei kami menunjukkan, yang mengaku mengubah pilihan setelah menonton debat hanya 3 persen," ujar dia.
Baca: LSI Denny JA: Jokowi Unggul 5-1 atas Prabowo di Debat Capres
Survei ini digelar pada sehari setelah debat perdana, 18-25 Januari 2019. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Jumlah responden sebanyak 1.200 orang dengan margin of error 2.8 persen.