TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengungkap hasil survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) terkait jarak elektabilitas Prabowo Subianto - Sandiaga Uno dengan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin.
Baca juga: Pendukung Bersorak Saat Prabowo dan Rocky Gerung Cipika Cipiki
Menurut Hashim, survei internal BPN menemukan selisih elektabilitas antara Prabowo - Sandiaga tak lebih dari 11 persen dengan Jokowi - Ma'ruf.
"Ada yang katakan 5 sampai 7 persen, ada yang katakan 6 sampai 10 persen, dan ada yang katakan 7 sampai 11 persen," kata Hashim kepada Tempo di gedung Bhayangkari, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu, 27 Januari 2019.
Hashim lalu menuturkan lembaga-lembaga survei yang mengumumkan jarak elektabilitas keduanya lebih dari 20 persen telah melakukan kebohongan. "Memang masih (unggul Jokowi). Tapi saya kira yang katakan 20 sampai 25 persen di atas itu semuanya hoax dan fake news," tutur dia.
Sebelumnya, beberapa hasil sigi lembaga-lembaga survei menemukan jarak elektabilitas kedua pasangan calon masih terpaut dua digit. Di antaranya adalah survei Indikator Politik sebesar 20,1 persen, Alvara 19,2 persen, dan Charta Politika 19,1 persen.
Baca juga: Caleg PBB Poros Mekkah Deklarasikan Dukung Prabowo - Sandiaga
Sementara itu, hasil survei Media Survei Nasional (Median) menemukan jarak elektabilitas Jokowi dengan Prabowo tinggal satu digit, yaitu 9,2 persen.
Wakil Ketua BPN Mardani Ali Sera sebelumnya juga mengatakan selisih elektabilitas Prabowo-Sandi tak terpaut cukup jauh dengan tren yang membaik. "Trennya getting closer, dari 14 persen ke 11 persen," kata Mardani 8 Januari 2019 lalu.