TEMPO.CO, Surabaya-Sejumlah kiai sepuh di Jawa Timur mengusulkan nama Wakil Gubernur Saifullah Yusuf alias Gus Ipul untuk memimpin gerakan para kiai mendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf. "Kenapa diusulkan nama Gus Ipul? Sebab beliau yang mampu merangkul kiai-kiai sehingga menambah kekuatan untuk pasangan nomor 01," ujar salah seorang kiai, KH Ahmad Fahrur Rozi, di Surabaya, Kamis, 24 Januari 2019.
Menurut Fahrur Rozi usulan tersebut sudah direstui oleh KH Ma'ruf Amin saat pertemuan di salah satu hotel di Surabaya pada Rabu malam, 23 Januari 2019. "Kiai Ma'ruf sudah sepakat dan Gus Ipul sejatinya telah bersedia. Tapi menunggu setelah 12 Februari bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan beliau sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur," ucap Gus Fahrur, sapaan akrabnya.
Baca: Bertemu Sandiaga, Gus Ipul Manut Para Kiai Soal Dukungan Pilpres
Pengasuh Pondok Pesantren An Nur Bululawang, Malang itu mengklaim bahwa selama ini mayoritas kiai sepuh di Jawa Timur mendukung Jokowi-Kiai Ma'ruf. Namun karena belum ada pemimpin dalam satu wadah, maka sikap tersebut belum tampak.
"Karena itu kami butuh figur komandan seperti Gus Ipul dengan harapan mampu semakin mengangkat elektabilitas Kiai Ma'ruf, sekaligus target menang di atas 70 persen di Jatim tercapai," katanya.
Beberapa program, kata dia, telah disiapkan. Seperti konsolidasi gerakan ke alumni santri hingga menggelar pertemuan besar di Jakarta sebagai wujud dukungan kiai sepuh.
Simak: Cerita Ma'ruf Amin Ibaratkan Ulama seperti Daun Salam
Sebelumnya, di sela safari politik di Jawa Timur, Ma'ruf Amin telah bertemu dengan beberapa kiai sepuh, yakni pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Al Falah KH Zainuddin Djazuli, Pengasuh Pondok Pesantren Al Amin KH Anwar Iskandar dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftahul Akhyar.
Pemilihan Presiden diselenggarakan pada 17 April 2019 dan diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-KH Ma`ruf Amin di nomor urut 01, kemudian Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02. Gus Ipul dinilai Fahrur dapat mempersatukan ulama sepuh yang selama ini belum terkoordinir.