TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Maman Imanulhaq mengatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi - Ma'ruf akan menggunakan strategi menyerang pada debat Pilpres kedua nanti. "Pertahanan terbaik adalah menyerang," kata dia di Resto Ajag Ijig, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Januari 2019.
Baca juga: Survei: Jokowi Unggul di Kalangan Lulusan SD, Prabowo di Sarjana
Menurut Maman, serangan yang akan diluncurkan Jokowi-Ma'ruf nantinya akan mengandalkan data. Mereka akan membeberkan hasil kerja petahana selama empat tahun terakhir.
"Kami akan bicara data. Walaupun, jujur, penyajiannya akan lebih kepada apa yang sudah dikasih dan apa yang akan dilanjutkan," katanya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyatakan strategi menyerang sebenarnya sudah dilakukan pada debat perdana kemarin. Namun dia memastikan di debat kali ini timnya akan lebih memperbanyak data.
Debat Pilpres kedua akan digelar pada Ahad, 17 Februari 2019. Debat ini hanya akan diikuti oleh para calon presiden. Keduanya akan beradu gagasan mengenai energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup dan kehutanan, serta infrastruktur.
Dalam debat nanti, Maman menyebut Jokowi - Ma'ruf akan dikawal tim ahli di bidang-bidang di atas. Namun dia enggan menyebut nama anggota tim tersebut. Dia hanya menyebut, kedua kandidatnya akan berdiskusi intens dengan tim tersebut.
Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Stagnan
Kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 juga mempersiapkan diskusi dengan berbagai ahli untuk menghadapi debat kedua. Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, mengatakan timnya menerima banyak tawaran masukan.
"Banyak yang berminat mengajukan diri untuk membantu," kata Sudirman. Tawaran itu antara lain datang dari mantan menteri dan praktisi. Namun BPN masih belum memutuskan siapa saja tim yang akan dilibatkan.
Sudirman mengatakan, tantangan di debat kedua nanti ialah luasnya topik yang akan dibahas. Untuk itu masukan dari para ahli sangat diperlukan. "Seninya itu menyaring masukan yang begitu banyak untuk bisa disampaikan dalam kesempatam terbatas tadi (debat)," ujarnya.