TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan pemilihan presiden atau pilpres akan digelar pada 17 April 2019. Debat calon presiden (capres) antara Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang pertama, juga telah digelar pada Kamis, 17 Januari 2019.
Baca: Survei: Jokowi Unggul di Kalangan Lulusan SD, Prabowo di Sarjana
Tiga bulan menjelang dilaksanakannya pilpres, tiga lembaga survei merilis hasil sigi mengenai elektabilitas kedua pasangan dalam pilpres mendatang. Ketiga lembaga yang kerap melakukan sigi tersebut sama-sama mencatat elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin lebih unggul dibandingkan Prabowo-Sandiaga.
Berikut hasil sigi tiga lembaga tersebut.
1. Survei Indikator Politik Indonesia
Lembaga Survei Indonesia atau LSI yang kerap menyuguhkan hasil survei lewat Indikator Politik Indonesia pada 16-26 Desember 2018 mencatat jika pemilihan dilakukan saat itu pasangan Jokowi-Ma'ruf tercatat unggul sebesar 54,9 persen. Adapun Prabowo-Sandiaga mendapat 34,8 persen. Sisanya sebanyak 9,2 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab, sedangkan sebanyak 1,1 persen mengaku tak akan memilih atau menyatakan golput.
Baca: Survei Indikator: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Stagnan
Dalam sigi ini, LSI mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga masing-masing sedikit meningkat jika dibandingkan pada survei sebelumnya yang digelar pada Oktober 2018. Masing-masing beranjadi dari 53 persen menjadi 54,9 dan dari 30 persen menjadi 34,8 persen. Selain itu, pemilih yang belum memilih, berdasarkan survei LSI juga cenderung menurun.
Survei ini diambil dengan sampling sebanyak 1220 responden yang terdaftar sebagai pemilih. Adapun survei ini memiliki margin of error sebesar +/- 2,9 persen. Sementara itu, pengambilan sampel menggunakan model multistage random sampling, survei ini melakukan quality control sebanyak 20 persen secara acak dari total responden. Artinya, LSI melakukan wawancara ulang terhadap 20 persen dari total responden untuk menjaga konsistensi data.
2. Survei Charta Politika
Berdasarkan data hasil survei pada 22 Desember 2018 hingga 2 Januari 2019, Charta Politika Indonesia merilis jika pemilihan presiden dilakukan saat itu, maka pasangan Joko Widodo-Ma'ruf bakal memenangi pemilihan dengan angka mencapai 53,2 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga hanya memperoleh sebanyak 34,1 persen. Sisanya, sebanyak 12,7 persen memilih tak menjawab atau tidak tahu.
Baca: Survei Charta Politika: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Mandek
Survei Charta Politica juga menunjukkan bahwa tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga cenderung stagnan atau melandai. Elektabilitas keduanya tercatat tak beranjak atau sama dengan survei yang digelar pada Oktober 2018. Hanya saja, elektabilitas Prabowo yang justru tercatat turun tipis dari 35,5 persen menjadi 34,1 persen.
Adapun pengambilan data survei ini dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan memanfaatkan kuisioner terstruktur. Total responden dalam survei ini mencapai angka 2000 orang yang terdaftar sebagai pemilih. Sedangkan pengacakan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling.
Survei ini memiliki margin of error sebesar +/- 2,19 persen. Survei ini juga melakukan quality control sebanyak 20 persen secara acak dari total responden. Artinya, pertanyan dalam kuisioner ditanyakan ulang terhadap 20 persen dari total responden untuk menjaga konsistensi data.
3. Survei Median