TEMPO.CO, Jakarta - Sigi teranyar lembaga survei Charta Politika menunjukkan bahwa calon wakil presiden Ma'ruf Amin belum memberikan insentif elektoral kepada Joko Widodo atau Jokowi.
Baca juga: Untuk Debat Pilpres, TKN Lebih Persiapkan Jokowi Dibanding Ma'ruf
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, hanya 0,2 persen responden yang menyatakan alasan utamanya memilih Jokowi karena suka dengan Ma'ruf Amin.
"Masih kecil sekali bagaimana faktor Kiai Ma'ruf sebagai calon wakil presiden menjadi insentif elektoral. Masih bisa dikatakan variabel netral," kata Yunarto di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 16 Januari 2019.
Dalam sigi yang digelar 22 Desember 2018-2 Januari 2019 ini, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tercatat 53,2 persen. Angka ini tak berubah dari survei Charta pada Oktober lalu.
Adapun elektabilitas Prabowo-Sandiaga sebesar 34,1 persen, sedikit turun dari survei Oktober lalu sebesar 35,5 persen. Namun, penurunan ini masih berada dalam rentang margin of error sebesar 2,19 persen.
Menurut Yunarto, mayoritas responden, yakni 34,3 persen memilih Jokowi dengan alasan menganggap calon inkumben itu berpengalaman dan kinerjanya bagus. Berikutnya, 32 persen responden memilih Jokowi lantaran dianggap berjiwa sosial dan merakyat. Selanjutnya, ada 11,7 persen pemilih loyal yang mengaku alasan utamanya memilih adalah suka dengan Jokowi.
Dari pihak Prabowo, kata Yunarto, sebanyak 25,5 persen responden menyebut faktor tegas menjadi alasan utamanya memilih mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu. Berikutnya, 21,9 persen responden menyatakan memilih Prabowo karena berjiwa sosial dan merakyat, serta ada pemilih loyal sebanyak 12,7 persen.
Namun, dari sisi calon wakil presiden Sandiaga Uno lebih memberikan insentif elektoral untuk Prabowo. Yunarto mengatakan ada 2,5 persen responden yang memilih Prabowo dengan alasan utama suka kepada Sandiaga.
"Walaupun kecil, tapi angkanya masih lebih besar dibandingkan dengan faktor Kiai Ma'ruf apabila kita uji dalam hal insentif elektoral," kata Yunarto.
Baca juga: Ma'ruf Amin akan Dipoles untuk Debat Capres, Berikut Persiapannya
Menurut Yunarto, insentif elektoral Ma'ruf Amin kecil lantaran kiai sepuh itu memang tak dimaksudkan sebagai pengerek keterpilihan. Namun, ujarnya, keberadaan Ma'ruf bertujuan menjaga Jokowi dari isu-isu politik identitas. Sedangkan di sisi lain, Sandiaga memiliki citra personal (personal branding) yang bisa mendongkrak elektabilitas Prabowo.
"Jokowi sudah unggul sehingga tidak perlu memaksakan faktor baru, termasuk wakil, menjadi pendongkrak. Berbeda dengan Prabowo yang masih tertinggal, otomatis membutuhkan faktor baru, termasuk memaksa wakil untuk mengerek elektabilitas," ujar Yunarto.