TEMPO.CO, Jakarta - Pakar komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Gun Gun Heryanto berpendapat ajang debat capres penting baik bagi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia mengatakan ada dua keuntungan debat untuk kedua pasang kandidat yang berlaga di pemilihan presiden 2019.
Baca: Kubu Prabowo Tak Masalah dengan Pertanyaan Debat Pertama
"Yang pertama, menurut saya keuntungan pertama adalah manajemen kesan. Kedua, memastikan ikrar dia sebagai calon pemimpin," kata Gun Gun di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 12 Januari 2019.
Gun Gun membeberkan, ada tiga aspek komunikasi politik yang mesti diperhatikan para calon untuk kepentingan manajemen kesan ini. Ketiga aspek itu ialah etos, patos, dan logos. Etos menyangkut kredibilitas dan bagaimana para kandidat membangun kepercayaan.
Berikutnya, kata Gun Gun, ialah aspek patos atau emosi. Gun Gun memprediksi aspek ini akan banyak digunakan oleh para calon. Namun, keberhasilan aspek ini bergantung pada seberapa besar para kandidat bisa mengkapitalisasi hal ini. "Tapi yang paling penting adalah aspek logos, argumentasi. Ini akan memancing pengaruh langsung dan lanjutan," ujarnya.
Gun Gun mengatakan, efek langsung berasal dari lawan debat. Sedangkan aspek lanjutan menyangkut seberapa besar pengaruh argumen itu diperbincangkan oleh publik bahkan setelah debat rampung.
Baca: Pengamat: Kubu Jokowi Harus Waspadai Gaya Debat Sandiaga
Ihwal keuntungan kedua, Gun Gun mengatakan debat sekaligus menjadi ajang bagi para kandidat untuk mengikrarkan dirinya sebagai calon pemimpin. Debat juga menjadi ruang untuk memaparkan visi misi secara komprehensif. Menurut Gun Gun, 17 Januari nanti bakal menjadi awal perdebatan publik yang lebih substansial ketimbang saling serang ujaran yang terjadi antara kedua kubu selama ini.
"Ini seharusnya menjadi proses yang bukan hanya persuasif tapi meyakinkan publik bahwa paslon punya kredibilitas," kata Gun Gun.
Debat pertama pemilihan presiden akan berlangsung pada 17 Januari 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Debat akan mengangkat tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.