TEMPO.CO, Jakarta - Bendahara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Thomas Muliatna Djiwandono mengatakan, BPN tak ingin terlalu membebani Hashim Djojohadikusumo ihwal dana kampanye Prabowo - Sandiaga di pemilihan presiden 2019 ini.
Thomas mengatakan, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus adik Prabowo itu telah banyak menggelontorkan uang untuk kampanye Prabowo di dua pilpres sebelumnya. “Kami di BPN justru mengurangi beban Pak Hashim, karena beliau sudah dari pertama sebagai penyandang dana yang sangat konsisten,” kata Thomas saat ditemui Tempo di kawasan Jakarta Selatan, Senin, 7 Januari 2019.
Hashim Djojohadikusumo baru saja masuk dalam deretan 50 orang kaya versi Majalah Forbes, tepatnya di peringkat ke-35. Menurut Forbes, Hashim memiliki harta kekayaan sekitar US$ 850 juta atau setara Rp 12,3 triliun.
Namun, berdasarkan laporan sumbangan dana kampanye Prabowo - Sandiaga yang rilis akhir Desember lalu, Hashim belum tercatat memberikan sumbangan. Hal ini pun diakui Sandiaga Uno dalam wawancara dengan Majalah Tempo dua ecan lalu.
Sandiaga mengatakan Hashim masih melakukan proses penggalangan. Dia berujar belum ada sumbangan dari Hashim yang masuk ke rekening Badan Pemenangan.
Kendati begitu, Tommy Djiwandono mengatakan bukan berarti Hashim tak membantu. “Dia jelas membantu, tapi masih banyak yang dibutuhkan."
Tak pernah ada pernyataan pasti ihwal berapa banyak duit yang sudah dikeluarkan Hashim untuk mengongkosi kampanye Prabowo pada 2009 dan 2014. Namun, pada 2012, Hashim dengan berkelakar mengatakan menyiapkan duit hingga Rp 100 triliun untuk memenangkan kakaknya. "Pokoknya banyak dan cukup untuk menang," kata Hashim saat itu.
Seorang anggota tim sukses Prabowo pada Pemilu 2014 menuturkan, pasangan calon presiden membutuhkan duit sekurang-kurangnya Rp 6 triliun. Angka ini untuk menutup uang saksi, kebutuhan logistik kampanye, biaya iklan di media, hingga biaya mobilisasi tim pemenangan.
Namun, angka ini tak pernah muncul secara resmi. Dalam laporan dana kampanye 2014, Prabowo melaporkan sumbangan sebesar Rp 166,6 miliar. Lawannya, Joko Widodo-Jusuf Kalla, melaporkan dana Rp 312 miliar.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | MAJALAH TEMPO