TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin, Moeldoko mengatakan ada upaya sistematis dari kubu Prabowo - Sandiaga agar publik memiliki sentimen negatif terhadap pemerintah.
Baca juga: KPU Bakal Beri Jokowi dan Prabowo Kisi-kisi Debat Pilpres
"Ada sebuah upaya sistematis untuk memobilisasi yang ujung-ujungnya adalah memunculkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah atau penyelenggara pemilu. Ini sudah jelas itu," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 7 Januari 2019.
Moeldoko mencontohkan salah satu upaya kubu pasangan nomor 02 itu ialah menyebut Komisi Pemilihan Umum condong ke salah satu kubu calon presiden. Selain itu, kubu Prabowo - Sandiaga juga melancarkan serangan lewat tudingan adanya KTP ganda, dan surat suara yang telah tercoblos.
Menurut Moeldoko, tim Jokowi - Ma'ruf telah mencatat sejumlah upaya serangan kubu lawan. Ia pun mengingatkan agar mereka tidak bermain-main. "Kita sudah punya catatan. Jangan main-main ya. Makanya kemarin saya bilang, lanjutkan permainan itu. Saya akan mainkan juga," kata dia.
Beberapa waktu lalu, sebuah pesan viral beredar di media sosial mengenai 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos. Salah seorang yang turut menginformasikannya adalah Andi Arief, politikus Partai Demokrat. Partai tersebut merupakan partai pendukung pasangan Prabowo - Sandiaga.
Baca juga: Tim Prabowo Sindir Kubu Jokowi Soal Pencoretan Panelis Debat
Melalui akun Twitter resminya @AndiArief_, politikus Partai Demokrat ini menyampaikan informasi ada 7 kontainer surat suara tiba di Tanjung Priok. "Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya, karena ini kabar sudah beredar," tulis Andi dalam cuitannya pada pukul 20.05 WIB. Namun, tak lama berselang, Andi menghapus cuitannya.
Cuitan Andi ini disebut sebagai salah satu penyebab kabar hoaks surat suara cepat tersebar. Ketua KPU Arief Budiman mengatakan kabar tersebut hoaks setelah memastikannya langsung ke Tanjung Priok.