TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani mengatakan koalisi tidak pernah membuat kesepakatan bahwa anggota partai koalisi harus menyumbang dana kampanye berupa uang dengan nominal tertentu.
Baca: PPP dan PSI Tak Bantu Dana Kampanye untuk Jokowi - Ma'ruf
"Kami tidak pernah membahas kontribusi dana masing-masing partai maupun membicarakan hal-hal yang berbau seperti isu 'kardus' di sebelah dulu," ujar Arsul Sani kepada Tempo pada Kamis, 3 Januari 2019.
Hal serupa disampaikan Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni. Dia menyebut, sejak awal tim hanya berkomitmen bergerak bersama memperjuangkan Jokowi-Ma'ruf dengan segala sumber daya yang dimiliki partai. "Jadi tak ada kesepakatan-kesepakatan sumber dana," ujar Antoni saat dihubungi secara terpisah.
Sudah empat bulan masa kampanye pemilihan presiden 2019, sumbangan dana kampanye Jokowi-Ma'ruf yang tercatat dalam laporan baru dari dua partai pendukung yang menyumbang, yakni NasDem dan Perindo.
Baca: Ini 5 Sumber Dana Kampanye Jokowi - Ma'ruf
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengakui partai pengusung utama Jokowi-Ma'ruf juga belum menyumbang dana kampanye berupa uang. "PDIP berkontribusi dalam bentuk dukungan struktur bentuk dukungan kepala daerah, mereka bergerak," ujarnya.
Menurut Hasto, setiap partai bisa menyumbang secara langsung dan tidak langsung. Seperti halnya Golkar, dia mencontohkan, juga membantu dengan pengalaman tata kelola pemerintahan. PPP misalnya, membantu dengan mengkonsolidasikan basis massa Islam.
"Bagi yang punya media, ya bisa menjadi corong untuk menyampaikan kebenaran politik. Bagi kami yang penting bergotong royong," ujar Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Jakarta pada Kamis, 3 Januari 2019.