TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menilai usulan tes baca Al Quran untuk para calon presiden dan wakil presiden yang akan tertarung dalam pemilihan umum 2019 tidaklah relevan. Ia bahkan menganggap usulan itu lucu.
Baca juga: Adik Gus Dur Anggap Tes Baca Al Quran bagi Capres Tidaklah Urgen
Amien mengatakan tes baca Al Quran itu lebih cocok diterapkan untuk profesi yang terkait. "Kalau untuk (memilih) pimpinan pondok pesantren boleh lah ya (dengan tes baca Al Quran)," ujarnya saat ditemui seusai menjadi pembicara di Pengajian Refleksi Akhir Tahun yang digelar di masjid kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) unit 4, jalan ring road selatan Yogya, Senin, 31 Desember 2018.
Sebelumnya, tantangan tes baca Al Quran disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Ikatan Dai Aceh, Tgk Marsyuddin Ishak di Banda Aceh, Sabtu, 29 Desember 2018. "Untuk mengakhiri polemik keislaman capres dan cawapres, kami mengusulkan tes baca Al Quran kepada kedua pasangan calon," kata Tgk Marsyuddin saat itu.
Tes baca Al Quran, dia melanjutkan, lebih relevan diterapkan untuk agenda pemilihan pimpinan di organsisai kemasyarakatan Islam, misalnya muktamar Pimpinan Pusat Muhammadiyah. "Tapi kalau memaksa diterapkan untuk memilih (presiden) itu tidak tepat, nanti ke mana-mana, yang ini harus hafal injil, dan sebagainya," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1995-2000 ini.
Baca: TKN: Jokowi Siap Ikut Tes Baca Alquran Tantangan Dai Aceh
Amien juga sangsi jika orang hafal Al Quran otomatis perilakunya sesuai dengan ajaran Al Quran. "Sebab banyak juga orang yang hafal Al Quran, tapi perangainya seperti orang tidak beriman. Jadi (hafal Al Quran) itu bukan ukuran," ujarnya.
Lebih lanjut, Amien menggambarkan banyak juga orang yang seolah berperilaku alim ternyata banyak masuk bui karena melanggar hukum. "Sementara di satu sisi, orang yang kelihatannya abangan, perilakunya jujur. Di mata Allah, tentu itu lebih bagus," katanya.