TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum atau KPU Arief Budiman menanggapi kontroversi pemilihan Ira Koesno sebagai moderator debat capres perdana. Menurut Arief, usulan nama Ira Koesno sebagai moderator telah disetujui kedua tim kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
"Ketika nama itu (Ira Koesno) ditetapkan, ya berarti setuju," kata Arief di kantor KPU, Jakarta, Senin, 31 Desember 2018.
Baca: Jadi Moderator Debat Pilpres, Begini Kontroversi Ira Koesno
Menurut Arief, pemilihan Ira Koesno telah sesuai mekanisme penetapan moderator debat di Undang-undang. Dalam aturan, kata dia, moderator debat harus disetujui oleh kedua tim kampanye pasangan calon. "UU menyebutkan itu harus ada persetujuan tim kampanye masing-masing. Tanya yang mengusulkan siapa, mereka menerima alasannya apa," kata dia.
Penetapan moderator debat pilpres diatur dalam Undang-undang No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Pasal 277 Ayat 3 menyebutkan moderator debat pasangan calon dipilih oleh KPU dari kalangan profesional dan akademisi yang mempunyai integritas tinggi, jujur, simpatik, dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon. Adapun bagian penjelasan berbunyi moderator debat pasangan calon yang dipilih KPU harus mendapat kesepakatan/persetujuan para pasangan calon peserta debat.
Baca: 2 Moderator Debat Pilpres 2014 Ini Sekarang di Sisi Pemerintah
KPU menetapkan dua moderator dalam debat pertama Pilpres 2019. Kedua moderator tersebut adalah Ira Koesno dan Imam Priyono. Ira Koesno merupakan jurnalis senior di Indonesia. Perempuan bernama lengkap Dwi Noviratri Koesno ini berkecimpung di stasiun televisi Surya Citra Televisi (SCTV).
Terpilihnya Ira Koesno menjadi moderator debat pertama pilpres yang akan diselenggarakan 17 Januari mendatang memicu kontroversi. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengatakan rekam jejak Ira Koesno kurang baik terlihat pada debat Pilkada DKI. Dia menilai Ira pernah berlaku tak adil dalam debat tahun 2017 tersebut.
"Dia melakukan apa yang bukan tugasnya sebagai moderator. Dia seperti ditugaskan untuk memberi kesan negatif pada salah satu paslon," kata Andi dalam keterangan tertulis, 29 Desember 2018.
Pada debat Pilkada DKI 2017, Ira Koesno dikritik karena disebut melakukan framing terhadap salah satu pasangan calon. Di awal acara debat putaran pertama itu, Ira mengatakan akan mengecek suhu tangan para calon. Setelah menjabat tangan Agus Harimurti Yudhoyono, Ira kemudian menyebut tangan Agus dingin.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, menjelaskan nama Ira Koesno pertama kali muncul atas usulan KPU. Dalam rapat itu, diusulkan hanya ada satu moderator debat. "Jadi waktu itu TVRI bilang, kalau hanya satu moderator, maka kami usulkan Ira Koesno, karena dia memiliki jarak yang sama untuk semua paslon alias netral. Lalu kedua perwakilan paslon menyetujuinya," ujar Karding saat dihubungi pada Sabtu, 28 Desember 2018.
Adapun Ira Koesno belum bersedia menjawab pertanyaan seputar terpilihnya ia menjadi moderator debat Pilpres 2019. Menurut seorang asistennya, Ira Koesno masih menunggu dari KPU untuk beberapa hal yang mau dikonfirmasi terlebih dulu.