TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto mengatakan Indonesia harus segera mengganti arah dan kebijakan bangsa. Menurut dia, pergantian arah dan kebijakan bangsa ini menjadi tantangan yang harus disadari dan dihadapi pelbagai kalangan.
Baca juga: 5 Pernyataan Kontroversial Prabowo Subianto Selama 2018
Ketua Umum Partai Gerindra ini menyampaikan hal itu saat berpidato dalam acara Ceramah Kebangsaan Akhir Tahun bersama Prabowo Subianto di rumahnya, Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu malam, 29 Desember 2018
"Jadi saya bicara kepada anak-anak muda, kepada tokoh-tokoh, marilah kita belajar, marilah kita ganti arah. Kalau arah kita salah, jadi kita harus ganti arah," kata Prabowo dari keterangan tertulis pada hari ini, Ahad, 30 Desember 2018.
Prabowo beralasan, Indonesia selama ini kehilangan banyak kekayaan negara akibat salah urus. Dia juga menyinggung ihwal budaya yang salah. Salah satunya korupsi. Menurut dia, korupsi adalah penyakit yang sangat berbahaya.
Baca juga: Prabowo: Elite Indonesia Tak Paham Perjuangan Orang Timor Timur
Prabowo mengaitkan persoalan salah kelola negara dengan ketimpangan sosial yang terjadi di Indonesia. Menurut dia, distribusi kekayaan di Tanah Air tidak merata karena satu persen masyarakat menguasai 46 persen ekonomi Indonesia.
"Tapi kalau kita bicara khusus tanah, situasinya lebih parah, yakni satu persen orang terkaya menguasai 80 persen tanah," kata Prabowo, yang memiliki rumah dan tanah dengan luas kurang lebih 24 hektare ini.
Jika ketimpangan ekonomi itu tidak dikikis, ia melanjutkan, dampaknya adalah kecemburuan sosial, kemarahan, bahkan bisa berujung pada kekerasan dan perpecahan. Menurut dia, inilah yang dia maksud dengan kemungkinan Indonesia punah bila kaum elite dan pemerintah tak mengantisipasi permasalahan bangsa saat ini.
"Ketimpangan sangat berbahaya, kalau hanya satu persen atau segelintir orang yang hanya menikmati kekayaan negara, maka ini akan mengakibatkan kecemburuan, kemarahan, kekerasan, hingga ujungnya perpecahan," kata Prabowo. "Itu yang harus kita sadari dan antisipasi."