TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin mengatakan pernyataan capres Prabowo Subianto yang menyatakan Indonesia adalah bangsa miskin yang sejajar dengan Haiti dan Rwanda tidak berdasar. Menurut Ma’ruf, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik dan tidak mungkin sama dengan negara-negara itu.
“Pertumbuhan ekonomi kita secara makro cukup bagus, malah menjadi nomor tiga setelah India dan Cina,” kata Ma’ruf kepada wartawan di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Desember 2018.
Baca: Dahnil Anzar: Prabowo Tak Sebut Haiti Bagian Afrika
Prabowo Subianto sebelumnya menyebut kondisi Indonesia saat ini berada setingkat dengan negara-negara miskin seperti Rwanda dan Haiti. "Kita (Indonesia) setingkat dengan negara miskin di benua Afrika: ada Rwanda, Haiti dan pulau-pulau kecil Kiribati, yang kita tidak tahu letaknya di mana," kata Prabowo saat berpidato di gedung Majelis Tafsir Al Quran (MTA) Solo Ahad pekan lalu, 23 Desember 2018.
Prabowo kala itu tengah berbicara soal setengah pendapatan bangsa Indonesia yang menurutnya hanya dinikmati oleh satu persen masyarakat. Jika satu persen masyarakat atau setengah pendapatan itu dicabut, kata Prabowo, penghasilan rata-rata rakyat Indonesia ialah US$ 1.900, kurang dari Rp 30.000 per hari atau kurang dari Rp 1 juta dalam satu bulan. Ia pun menyinggung pemerintah yang dianggap melakukan kebijakan ekonomi yang salah.
Ma’ruf mengatakan Indonesia juga sudah melakukan pemerataan melalui infrastruktur dan fasilitas. Selain itu, jumlah kemiskinan sudah berkurang signifikan. Bahkan, kata dia, ketika warisan yang diturunkan rezim sebelumnya pada Jokowi cukup besar.
Baca: Prabowo Sebut RI Miskin seperti Haiti, Apa Data Bank Dunia?
Menurut Ma’ruf, saat ini kemiskinan sudah berada di angka satu digit, yang berarti sudah terjadi perubahan. Pada periode kedua seandainya Jokowi terpilih kembali, kata Ma’ruf, mereka berdua akan melakukan banyak terobosan karena landasannya sudah rampung pada periode pertama ini.
Begitu pula dengan persoalan tenaga kerja. Ia menilai banyak peluang sehingga dapat menyerap tenaga kerja. “Kan datanya ada,” ujarnya.
Ia pun mengimbau agar tidak ada yang mencari dukungan dengan cara yang tidak membangun optimisme dan menakut-nakuti. Ma'ruf juga mengatakan agar tak ada lagi yang melemparkan pernyataan tanpa fakta.
“Boleh saja ya mencari dukungan tapi dengan cara yang bermartabat jangan menakutkan, jangan kemudian tidak berdasar pada fakta-fakta yang terjadi,” kata mantan Rais Aam Nahdlatul Ulama ini.
Menurut data Badan Pusat Statistik, ekonomi Indonesia sampai dengan triwulan III tahun 2018 ini tumbuh sebesar 5,17 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 8,95 persen. Sementara itu, data angka kemiskinan versi BPS per Maret 2018 sebesar 9,82 persen.
Baca: Prabowo Samakan Ekonomi RI dengan Haiti yang Ada di 'Afrika'