TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengarah Bravo 5, kelompok pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi - Ma'ruf, Jenderal Purnawirawan Luhut Binsar Pandjaitan membantah Ma'ruf Amin tak mampu mendongkrak elektabilitas Jokowi.
Baca: Survei Internal: Ma'ruf Amin Hambat Elektabilitas Jokowi
Luhut berdalih, peran Ma'ruf terhadap elektabilitas paslon nomor urut 01 itu belum maksimal lantaran dia belum turun ke lapangan. "Ah, enggak (benar belum bisa mendongkrak suara Jokowi). Belum turun, beliau belum turun ke lapangan," kata dia di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 17 Desember 2018.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu optimistis saat Ma'ruf turun ke lapangan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf akan meningkat. Dia tak menyebut berapa banyak suara yang bisa diberikan tokoh Nahdlatul Ulama tersebut. "Kan kita belum turun, kalau sudah turun baru tahu," ujarnya.
Ma'ruf Amin sendiri sudah beberapa kali turun ke lapangan sejak masa kampanye yang dimulai September lalu. Dia aktif menemui kiai di berbagai wilayah. Namun sejak awal Desember langkah dia memang terhenti. Kakinya terkilir sehingga Ma'ruf hanya bisa berkampanye dari rumahnya.
Baca: Ma'ruf Amin: Ahoker Sadar Lebih Baik dengan Saya
Namun efek Ma'ruf terhadap elektabilitas masih minim. Majalah Tempo menuliskan tentang Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf yang membahas minimnya efek tersebut dalam rapat di lantai lima Gedung High End, Jakarta Pusat, pada Rabu malam dua pekan lalu. Luhut juga hadir dalam rapat tersebut.
Rapat itu membeberkan alasan Ma'ruf belum memberi sumbangan suara bagi Jokowi. Salah satunya karena Ketua MUI itu tak banyak tampil di media. Saat kampanye pun dia tak memiliki bahan pidato yang beragam.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf terlihat dari stagnan dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia dua pekan laku. Elektabilitas mereka mencapai 53,2 persen sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 31,2 persen. Angka keterpilihan pasangan nomor 01 itu sama persis seperti September lalu.
Sementara itu, lembaga survei PARA Syndicate mencatat elektabilitas Prabowo-Sandiaga terus naik meski tipis. Pasangan Jokowi-Ma'ruf justru stagnan meski unggul.