TEMPO.CO, Jakarta-Peneliti lembaga survei PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, menilai ketokohan KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden belum cukup untuk mendongkrak elektabilitas pasangan nomor urut 01 itu. Menurutnya ketokohan Ma'ruf hanya secara berlaku secara simbolik, sedangkan untuk mengubahnya menjadi suara dukungan, ulama sepuh Nahdlatul Ulama itu masih memerlukan kerja keras.
Untuk memenangkan kontestasi pemilu presiden, kata Ari, Ma'ruf tidak cukup hanya bergerak menggalang dari basisnya sendiri di NU dan Provinsi Banten. Menurut Ari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif ini juga perlu melebarkan sayap ke basis dukungan lain. "Kapasitas simbolik itu harus ditransformasi jadi kekuatan nyata elektoral," kata Ari kepada wartawan di kantornya, Jalan Wijaya 3, Jakarta Selatan, Jumat 14 Desember 2018.
Baca: Romi PPP Sebut Ma'ruf Amin Diposisikan Simbolik untuk Jokowi
Sebelumnya hasil analisa Ari menunjukan tren negatif terjadi pada pasangan inkumben. Salah satu faktornya, menurut Ari, adalah Ma'ruf Amin yang belum bisa mengangkat elektabilitas Jokowi. Menurut dia, Jokowi sampai saat ini masih bermodalkan pendukung yang sama seperti pada pilpres 2014, yakni di kisaran 52-53 persen. Menurut hitungan Ari 60 persen seharusnya jadi angka awal Jokowi bila ketokohan Ma'ruf mampu menjadi magnet.
Di sisi lain, kata Ari, Sandiaga Uno secara efektif berhasil mendongkrak elektabilitas Prabowo. Ia menilai Sandiaga kerap melancarkan serangan darat dengan berkampanye ke berbagai daerah, ditambah gaya berkampanye Sandiaga yang kerap berhasil memancing Jokowi untuk balas menimpali. Menurut Ari blusukan ke berbagai derah masih menjadi cara berkampanye yang efektif. "Dalam kampanye, strategi perang darat itu yang utama," ucap dia.
Pembagian peran, menggarap teritori tertentu, menurut Ari belum terjadi di pasangan Jokowi - Ma'ruf. Durasi kampanye yang panjang dan usia Ma'ruf yang sudah tak lagi muda juga diduga berpengaruh.
Ari melihat belum ada pembagian tugas yang jelas antara relawan, Tim Kampanye Nasional, partai politik, serta cawapres. "Mungkin memang faktor sekarang kampanye itu belum optimal," ucap dia.
Simak: Strategi Dongkrak Suara Jokowi - Ma'ruf di Daerah Rawan Kalah