TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin menilai acara Reuni Akbar 212 yang digelar pada Ahad, 2 Desember lalu tidak berpengaruh terhadap elektabilitas pasangan calon nomor urut 01. Sebab, menurut dia, acara tersebut bukan kampanye nasional pasangan calon tertentu di pemilihan presiden 2019.
"Di acara itu kan mungkin ada pendukung paslon 01 dan 02. Jadi, tidak ada hubungan dengan elektabilitas," kata calon wakil presiden nomor urut 01 itu kepada Tempo di kediamannya, Jumat, 7 Desember 2018.
Baca: Kubu Jokowi Tuding Reuni 212 Ditunggangi Timses Prabowo
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Verry Surya Hendrawan sebelumnya mengatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sempat turun di beberapa daerah, termasuk Jawa Barat. "Mungkin karena efek 212 atau yang lain, kami belum tahu penyebabnya," ujar Verry kepada Tempo, Selasa, 4 Desember 2018.
Namun, Ma'ruf menuturkan Reuni Akbar 212 sama sekali tidak mempengaruhi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Tanah Pasundan itu. "Saya baru dapat laporan, nomor 01 unggul di Jawa Barat," ujarnya.
Acara Reuni 212 disebut politis karena di tengah-tengah acara, Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyerukan agar umat Islam memilih calon presiden rekomendasi Ijtima Ulama GNPF, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Baca: Reaksi Kubu Jokowi atas Pidato Rizieq Shihab di Reuni 212
Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia atau KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo berpendapat Reuni 212 akan menjadi salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih presiden di pemilihan presiden 2019 mendatang. Hal tersebut diungkapkan Kunto berdasarkan survei yang dilakukan lembaganya pada 15-23 November 2018, dengan 1.317 responden di 27 provinsi dengan suara terbesar di Indonesia.
“Sebanyak 20,6 persen pemilih nasional mengatakan bahwa aksi 212 menjadi faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih presiden,” ujar Kunto saat dihubungi Tempo pada Ahad, 2 Desember 2018. Margin error survei ini sebesar 2,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Menurut Kunto, acara reuni ini bersifat proselyting alias berkumpul untuk meneguhkan keyakinan. “Jadi mereka yang menjadikan reuni 212 sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan presiden adalah mereka yang sebenarnya sudah tidak mau memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan sekarang diteguhkan dan diyakinkan untuk memilih Prabowo,” ujarnya.
Baca: Rizieq Shihab Serukan Peserta Reuni 212 Pilih Capres Ijtima Ulama