TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin memperkirakan pemindahan markas perjuangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandiaga Uno dari Jakarta ke Jawa Tengah pada Januari 2019 tidak akan berdampak apa-apa. Menurut Ma'ruf, Jawa Tengah justru lumbung suara yang sangat besar bagi kubu Jokowi sejak 2014.
"Apalagi sekarang tambah NUnya, tambah Golkarnya, PDIP itu kekuatan utamanya di Jateng. Saya pikir tidak akan mengubah (elektabilitas)," kata Ma'ruf di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 10 Desember 2018.
Baca: Kata Ma'ruf Amin soal Kasus Penghinaan Bahar ...
Sebelumnya Direktur Materi Debat BPN Prabowo - Sandiaga, Sudirman Said mengatakan pemindahan itu dilakukan untuk memberikan perhatian khusus untuk pemenangan pemilihan presiden di Jawa Tengah. Sudirman juga menyinggung perolehan suaranya di pemilihan gubernur Jawa Tengah April 2018. Suara 41,23 persen yang didapatnya merupakan modal yang perlu dijaga dan dipertahankan untuk kemenangan pasangan calon jagoannya.
Ma'ruf mengatakan perolehan suara Sudirman bisa setinggi itu lantaran faktor wakil pendampingnya di pemilihan gubernur Jawa Tengah. "Suara Sudirman Said besar karena ada Ida Fauziah. Ida Fauziah didukung PKB."
Baca: Erick Thohir Disebut Memfitnah Ma'ruf Amin
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia nonaktif ini merinci sumber tingginya suara partai-partai pengusung Jokowi – Ma'ruf Amin di Jawa Tengah. PKB lumayan, PPP lumayan, Golkar, apalagi PDIP, ditambah lagi NU. “Jawa Tengah justru kekuatan Jokowi, (kekuatannya) ada di Jateng utamanya," kata Ma'ruf Amin.