TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin membantah pernah ditolak saat akan mengunjungi salah satu pondok pesantren di Garut, Jawa Barat. Sebelumnya, sempat tersiar kabar, Ma'ruf ditolak karena ada acara Reuni 212 yang digelar di Monas pada 2 Desember lalu.
Baca juga: Keluarga Ma'ruf Amin Bantah Ditolak Ponpes di Garut
"Itu orang mau bikin sensasi saja. Orang saya enggak mau datang ke sana. Wong, santrinya cuman 20 orang aja kok, ngapain," ujar Ma'ruf Amin kepada Tempo di kediamannya, Jalan Situbondo nomor 12, Jakarta pada Jumat, 7 Desember 2018.
Dalam salinan yang diterima Tempo beberapa waktu lalu, surat penolakan kedatangan Ma'ruf Amin tersebut ditandatangani oleh pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Abdul Halim Musaddad. Surat tersebut juga berisi ucapan terima kasih atas rencana kunjungan Ma'ruf Amin di pesantrennya.
Baca: Seperti Gus Dur, Ma'ruf Amin Akan Berbaur dengan Banyak Kalangan
Namun, berdasarkan hasil musyawarah pimpinan dan keluarga besar Ponpes Darussalam, pihak ponpes tidak bisa menerima kedatangan Ma'ruf Amin karena warga pondok pesantren tersebut akan menghadiri kegiatan Reuni Akbar 212 di Jakarta.
Menurut Ma'ruf, hal tersebut tidak benar. Dia tidak pernah berencana ingin menyambangi pesantren itu. Namun, Ma'ruf memang berencana mengunjungi Garut pada 2 Desember 2018. "Tapi tidak apa-apa, itu bagus (isu ditolak). Jadi, akhirnya, kiai-kiai NU menggelar istighosah di Garut yang dihadiri ribuan orang," ujar Ma'ruf Amin.
Baca: Ma'ruf Amin Akui Kakinya Terkilir dan Disarankan Dokter Istirahat
Sebelumnya, putri sulung Ma'ruf Amin, Siti Ma'rifah sempat geram akan pemberitaan tersebut. "Kami tidak pernah menyurati ponpes tersebut, yang menyurati dari NU, dan tidak ada rencana ke ponpes itu. Coba dikonfirmasi pada yang menyurati ponpes tersebut apa maksudnya," ujar Siti Ma'rifah kepada Tempo, akhir November lalu.