TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan mulai gencar mengkampanyekan program unggulan mulai awal tahun depan. "Ya, nanti pada saat debat, Januari atau Februari sudah mulai," kata juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Ferry Juliantono, saat dihubungi Tempo pada Jumat, 7 Desember 2018.
Baca: Survei: Jokowi Terlibat Percakapan Sensasi, Prabowo Nihil Program
Terkait apa saja program unggulan yang akan ditawarkan Prabowo-Sandiaga, Ferry belum mau bicara. Ia hanya menjelaskan bahwa sebetulnya sudah banyak pengantar yang disampaikan Prabowo dan Sandiaga dalam berbagai pidatonya ketika berkampanye.
Program ekonomi soal lapangan pekerjaan, penyediaan harga terjangkau, kata Ferry, selalu menjadi pesan kunci yang terus dibawa oleh pasangan nomor urut 02 itu. Menurut dia, program ekonomi yang kerap disampaikan capres dan cawapres yang mereka usung itu akan menimbulkan resonansi di masyarakat, terutama yang menyangkut ekonomi dan kondisi di masyarakat. Meski demikian, ia sepakat jika dikatakan penyampaian program belum maksimal. "Kalau dinilai belum maksimal, mungkin bisa jadi," ucap dia.
Baca: Survei: Jokowi Terlibat Percakapan Sensasi, Prabowo Nihil Program
Baca Juga:
Sebelumnya, Prabowo-Sandiaga sudah memberikan dokumen visi misi setebal 16 halaman kepada Komisi Pemilihan Umum pada September lalu. Di dalamnya termasuk 36 program aksi bidang ekonomi yang akan mereka usung. Adapun menurut LSI, terdapat lima gagasan Prabowo-Sandiaga yang populer di masyarakat, yakni: OK OCE dinasionalkan; Gerakan emas minum susu; Melarang impor; Kenaikkan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan Program mengangkat guru honorer.
Meski dalam sejumlah kampanye, Prabowo dan Sandiaga kerap menyampaikan program mereka, menurut hasil survei Lingkar Survei Indonesia Denny JA, kampanye program yang dilakukan pasangan capres dan cawapres termasuk Prabowo-Sandiaga belum maksimal dan masih terjebak dalam perang diksi sensasional.
Baca: Kubu Prabowo akan Survei Kepercayaan Rakyat terhadap LSI Denny JA
Hasil survei LSI Denny JA juga menyebutkan bahwa setelah dua bulan berjalannya masa kampanye, baik kubu Prabowo dan Jokowi kerap saling melempar isu yang kemudian menjadi buah bibir di media daring serta media sosial, yang ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap elektabilitas. Justru program yang memiliki pengaruh belum dimanfaatkan secara maksimal. "Isu atau program yang punya efek elektoral adalah program kedua capres yang langsung bersentuhan dengan pemilih," ujar peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar.