Dalam berbagai survei sebelumnya, Jokowi - Ma'ruf Amin masih dianggap unggul mengalahkan pasangan Prabowo - Sandiaga. Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting Djayadi Hanan mengatakan, peluang Jokowi untuk memenangi pemilihan presiden 2019 menguat.
Baca: Peluang Jokowi Memenangi Pilpres 2019 Menguat
Menurut Djayadi, hal itu terlihat dari jarak perolehan dukungan antara Jokowi dan pesaingnya, Prabowo Subianto, yang melebar. "Jika tidak ada peristiwa luar biasa, Jokowi berpeluang sangat besar terpilih sebagai presiden pada 2019," kata Djayadi di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, 7 Oktober 2018.
Hasil survei teranyar SMRC mencatat elektabilitas Jokowi mengalami peningkatan dari Mei sampai September 2018. Di sisi lain, elektabilitas Prabowo Subianto justru menurun pada periode yang sama.
Begitu pula dengan Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA yang pernah melansir survei tentang dukungan masyarakat terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden pada pemilihan presiden atau Pilpres 2019. Survei tersebut dilakukan pada 14-22 September 2018.
"Metode sampling menggunakan multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200 orang," kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, saat memaparkan hasil sigi teranyarnya di Jakarta, Kamis 27 September 2018.
Survei LSI dilakukan dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. Margin of error dari survei tersebut kurang lebih 2,9 persen. Ada empat hal yang tercermin dari survei tersebut. Salah satunya, Prabowo - Sandiaga didukung kelompok yang ingin Indonesia seperti timur tengah.
Dukungan untuk Prabowo - Sandiaga dari Persaudaraan Alumni 212 meningkat setelah Ijtima Ulama 2. Pasangan ini pada September 2018 dipilih oleh 75 persen responden dari basis Alumni 212. Angka tersebut menunjukkan peningkatan dari bulan sebelumnya sebesar 61,1 persen. Sedangkan dukungan terhadap Joko Widodo - Ma'ruf Amin menurun dari 27,8 persen pada Agustus, menjadi 16,7 persen pada September.
Adapun dukungan NU terhadap Prabowo - Sandiaga pada Agustus sebesar 27,0 persen pada Agustus, sedangkan pada September sebesar 26,1 persen. Dukungan terhadap Jokowi justru meningkat pada September menjadi 55,5 persen dari 54,7 pada Agustus 2018. Terdapat 18,4 persen responden rahasia/atau belum memutuskan/tidak tahu/tidak jawab pada September 2018. Adapun responden basis NU dalam survei tersebut sebesar 43,9 persen.
Baca: Soal Capres 2019, 4 Fakta Survei LSI Denny JA
ANTARA | M. HENDARTYO