TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengaku kunjungannya ke kediaman cendekiawan Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii di Perumahan Nogotirto Sleman Yogya Minggu 2 Desember 2018 bukanlah untuk mencari dukungan.
Baca juga: Cucu Pendiri NU Janjikan 60 Persen Suara untuk Prabowo - Sandiaga
Sandiaga menuturkan kedatangannya lebih untuk silaturahmi dan memohon restu serta pandangan dan masukan mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.
"Saya ke sini bukan mencari dukungan, Buya tentu berdiri di atas semua golongan," ujar Sandiaga seusai pertemuan.
Sandiaga mengaku mendapatkan sejumlah wejangan dalam pertemuan kurang lebih satu jam itu. Buya Syafii secara khusus meminta Sandi untuk membawa dan menghidupkan masa kampanye pemilu presiden lebih sejuk dan penuh damai.
"Buya meminta saya untuk agar pemilu presiden ini tak perlu diwarnai gontok-gontokan," ujar Sandi.
Selain itu Sandi mengaku juga dititipi Buya agar bersama calon presiden Prabowo Subianto konsen menyorot masalah kedaulatan ekonomi.
"Buya meminta saya dan Pak Prabowo menyikapi beberapa masalah kebangsaan, khususnya kedaulatan ekonomi dan harapan Buya itu suatu gagasan yang harus kami wujudkan," ujar Sandiaga.
Adapun Buya Syafii mengatakan ia menerima Sandiaga seperti menerima siapapun yang berkunjung kepadanya.
Baca juga: Prabowo - Sandiaga Terima Dukungan Keturunan Pendiri NU
Buya Syafii mengaku titip pesan kepada Sandiaga jika berhasil terpilih dapat menjadi pemimpin yang mengayomi rakyat tanpa kecuali.
"Saya minta beliau (Sandi) agar jika terpilih bisa menjadi wakil presiden seluruh rakyat Indonesia, bukan wakil presiden partai pendukung," ujarnya.
Buya Syafii tak lupa meminta Sandi juga dapat naik kelas dari seorang politisi menjadi negarawan. Seperti yang biasa Buya sampaikan pada siapapun berkunjung kepadanya.
"Jadi Indonesia itu lama-lama juga semakin dewasa dalam berpolitik, tapi itu tergantung elit-elitnya juga, mau membawa pemilu itu damai, sejuk atau seperti apa," ujarnya.