TEMPO.CO, Jakarta- Calon wakil presiden Sandiaga Uno dan timnya mengumumkan penerimaan dan penggunaan dana selama dua bulan masa kampanye pemilihan presiden 2019. Bendahara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Thomas Djiwandono mengatakan, total dana kampanye yang telah diterima mencapai Rp 41,9 miliar.
Baca juga: Sama-sama Berkampanye di Pasar, Ini Gaya Jokowi vs Sandiaga Uno
Angka ini meningkat sekitar 32 persen dari akumulasi penerimaan hingga bulan lalu yang mencapai Rp 31,7 miliar. "Dari breakdown-nya paling besar tetap Pak Sandi," kata Thomas di Media Center Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Thomas merinci, Sandiaga telah menyumbang Rp 28,6 miliar atau setara 68 persen dari total penerimaan. Penyumbang terbesar kedua ialah calon presiden Prabowo Subianto yang menyumbang Rp 12 miliar. Sumbangan Ketua Umum Partai Gerindra itu terbagi dalam dua bentuk, yakni uang senilai Rp 7 miliar, dan sisanya berupa jasa.
Kontribusi berikutnya, lanjut Thomas, datang dari Partai Gerindra berbentuk jasa senilai Rp 1,38 miliar, perorangan Rp 10 juta, dan kelompok Rp 27,5 juta. Ada pula pendapatan dari bunga bank sebesar Rp 27,3 juta.
"Sumbangan Gerindra dalam hal ini berbentuk buku Paradoks Indonesia," kata Thomas.
Berikutnya, Thomas menjelaskan ihwal pengeluaran dana kampanye selama dua bulan ini. Dia berujar pengeluaran meningkat signifikan dari Rp 16,9 miliar bulan lalu, kini akumulasinya mencapai Rp 34,5 miliar. Itu artinya, dalam sebulan terakhir Prabowo - Sandiaga menghabiskan dana kampanye sebanyak Rp 17,6 miliar.
Thomas merinci, pengeluaran itu dialokasikan untuk pembelian peralatan, pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, iklan media, alat peraga kampanye, dan kegiatan lain-lain. Kegiatan yang memakan anggaran paling besar ialah kegiatan lain-lain, yakni senilai Rp 21,6 miliar atau sekitar 67,8 persen dari keseluruhan pengeluaran selama dua bulan ini.
Baca juga: Kampanye Sandiaga Uno di Jember: Ketemu Nelayan hingga Milenial
Kegiatan lain ini mencakup keperluan teritori dan jaringan berupa penguatan posko-posko dan kegiatan relawan, sebesar Rp 14,6 miliar, disusul media center sebesar Rp 4,5 miliar, kegiatan sosial kemasyarakatan sebesar Rp 2,4 miliar, dan media sosial sebesar Rp 9,1 juta.
"Sosial kemasyarakatan itu gerakan emas, minum susu dan lain-lainnya," ujar Thomas.
Berikutnya, lanjut Thomas, untuk pengeluaran tatap muka dan pertemuan terbatas, dana yang telah dikeluarkan masing-masing Rp 7,1 miliar dan Rp 1,1 miliar. Selanjutnya, pengeluaran ditujukan untuk alat peraga kampanye sebesar Rp 2,6 miliar, bahan kampanye Rp 435 juta, dan iklan media sebesar Rp 257,5 juta. Ada pula operasional lain-lain sebesar Rp 1,1 miliar, ditambah pengeluaran modal senilai Rp 157,9 juta.
Sandiaga mengatakan, pelaporan dana kampanye menjadi komitmen dirinya dan Prabowo menyangkut persoalan transparansi. Dia mengatakan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye akan terus dilaporkan secara periodik.
"Dana masuk dan dana keluar secara terperinci dilaporkan sesuai dengan peraturan KPU (Komisi Pemilihan Umum)," ujar Sandiaga di lokasi yang sama.