TEMPO.CO, Jakarta-Sigi Media Survei Nasional (Median) yang dirilis pada Selasa, 27 November 2018, menampilkan pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno kalah suara di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dibandingkan Joko Widodo - Ma'ruf Amin.
Menanggapi survei itu, juru bicara Badan Pemenangan Nasional capres nomor urut 02 itu, Andre Rosiade, mengakui suara NU untuk kubu mereka memang lemah. “Memang masih kalah, tapi angka (selisihnya) semakin tipis dengan kubu lawan,” ujar Andre kepada Tempo, Rabu, 28 November 2018.
Baca: Survei: Jokowi Unggul di Kalangan NU, Prabowo di Muhammadiyah
Andre mengakui kubu Prabowo - Sandi belum mampu meraup balon-balon suara dari organisasi massa terbesar itu di kalangan elite. Dari survei Median pada 4 -16 November 2018, sebanyak 47,6 persen pemilih NU mendukung Jokowi dan 36,4 persen memilih Prabowo. Adapun 16 persen sisanya belum menyatakan dukungan. Selisih pemilih NU untuk Jokowi dan Prabowo 11,2 persen.
Menurut Andre, dari survei internal tim pemenangan Prabowo - Sandi, elite NU lah yang lebih banyak menyatakan dukungan untuk Jokowi – Ma’ruf. Ia mengklaim belakangan ini kubunya mulai berhasil membetot suara kubu NU dari kalangan akar rumput dan kultural.
Dukungan dari NU akar rumput dan kultural diklaim mulai naik lantaran strategi yang mereka gencarkan belakangan ini. Andre berujar Prabowo dan Sandiaga mulai menggiatkan metode jemput bola dan ketuk pintu ke beberapa daerah basis NU. Misalnya ke wilayah-wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Simak: Dahnil Anzar: Prabowo Mendukung Palestina Merdeka
Dalam safari politiknya ke sejumlah daerah di dua provinsi itu, Prabowo dan Sandiaga memang kerap menyambangi pondok-pondok pesantren berbasis NU dan berziarah ke makam tokoh-tokoh NU. Pada awal masa kampanye 29 September, Prabowo mendatangi tokoh NU KH Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang.
Manuver kubu pasangan capres nomor urut 02 membetot suara NU juga tampak dalam sikap Sandiaga berziarah ke makam pendiri NU, Kiai Bisri Syansuri. Dalam agenda kampanyenya, Rabu, 23 November 2018, misalnya, Sandiaga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah kiai NU. “Bertemu, silaturhami, sosialisasi dengan NU, itu terus dilakukan,” kata Andre.