TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Erick Thohir mengatakan, kampanye dengan nada menakut-nakuti rakyat, hanya akan menumbuhkan pesimisme. Sementara itu, ujar Erick, rakyat butuh pemimpin yang bisa menumbuhkan optimisme.
Baca juga: Kubu Jokowi Luncurkan Aplikasi untuk Donasi dan Kampanye
"Kalau bangsa kita selalu di takut-takutin, tidak akan berkembang. Nah, apa bedanya dengan zaman penjajahan Belanda. Kita kalah sama kompeni, karena kita dipecah belah," ujar Erick Thohir di bilangan Kuningan, Jakarta pada Selasa, 27 November 2018.
Jika optimisme ditumbuhkan dan masyarakat bersatu, ujar Erick, hasilnya bisa seperti Asian Games. "Hebat dan semua karena peran anak-anak muda. Kita diakui dunia," ujar dia.
Beberapa waktu lalu, calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi Jokowi juga menyindir aksi para politikus yang gemar menyebar propaganda menakutkan. Jokowi menyebut cara politikus tersebut sebagai politik genderuwo.
"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwa," ujar Jokowi, Jumat, 9 November 2018.
Dalam mitos Jawa, Genderuwo adalah sejenis makhluk halus berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan menakutkan. Menurut Jokowi, saat ini banyak politikus yang sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang menakutkan, seperti genderuwo itu.
Baca juga: Erick Thohir: Saya Orang Pertama yang Mundur Kalau Jokowi Raja
Cara berpolitik semacam itu, kata Jokowi, bukanlah cara berpolitik yang beretika, karena masyarakat digiring ke arah ketidakpastian dan ketakutan sehingga terkesan kondisi Indonesia mencekam. Namun, Jokowi maupun Erick Thohir enggan menyebut siapa pihak yang mereka sebut menakut-nakuti rakyat itu.