TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Erick Thohir ,menilai pernyataan calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi yang belakangan dinilai menggunakan diksi yang agak keras merupakan hal wajar saja.
Baca: Warganet Minta Erick Thohir Jadi Ketua Umum PSSI
Menurut Erick, Jokowi tidak bisa diam saja dengan isu sebagai simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah berkembang selama empat tahun belakangan. Terlebih, survei internal koalisi menunjukkan, sembilan juta orang percaya isu itu. "Masak mau didiamkan? Istilah semutnya begini, semut kecil diinjek saja, dia menggigit lho. Apalagi manusia?" ujar Erick.
Belakangan, Jokowi blak-blakan mengaku geram dengan isu tersebut. Dalam berbagai forum, Jokowi mencoba menepis isu tersebut. Sampai-sampai, Jokowi menggunakan diksi 'tabok penyebar hoax PKI'.
Baca: Kubu Jokowi Luncurkan Aplikasi untuk Donasi dan Kampanye
"Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul". Begitu pernyataan Jokowi saat membagikan sertifikat tanah di Lampung Tengah, Lampung, Jumat, 23 November 2018.
Isu Jokowi PKI telah berembus sejak Jokowi maju dalam pemilihan presiden 2014. Sejak saat itu pula Jokowi selalu membantah dirinya simpatisan PKI. Menjelang pilpres 2019, Jokowi kembali gencar membantah isu yang ternyata masih banyak dipercaya masyarakat itu.
"Saya ini lahir tahun 1961. PKI itu ada tahun 1965. Saya berusia empat tahun ketika itu. Masak ada anggota PKI balita? Ini kan enggak bener," kata Jokowi dalam berbagai forum.