TEMPO.CO, Jakarta - Sigi terbaru Media Survei Nasional alias Median mengatakan ada beberapa faktor yang membuat masyarakat enggan memilih calon presiden Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Dalam survei yang dilakukan pada 4-16 November, rata-rata pemilih menyebut Prabowo memiliki sifat yang keras.
Baca: Priyo: Pengusaha Kecil Bejibun Seperti Laron Dukung Prabowo
"Dari total 17,4 persen responden yang menjawab hal yang tidak disukai dari Prabowo, 3,4 persen mengeluhkan gaya komunikasi politiknya yang keras," ujar Direktur Eksekutif Median Rico Marbun dalam konferensi pers Elektabilitas Capres: Mampukah Jokowi Berlari Kencang dan Prabowo Mengejar di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 27 November 2018.
Dari hasil survei Median, elektabilitas pasangan calon presiden Prabowo dan Sandiaga Uno masih kalah dengan paslon Joko Widodo - Ma'ruf Amin. Prabowo - Sandiaga memperoleh angka elektabilitas 35,5 persen; sedangkan Jokowi - Ma'ruf 47,7 persen. Sebanyak 16,8 persen belum menentukan pilihan.
Atas sigi itu, Rico mengatakan Prabowo harus mulai menggunakan narasi-narasi yang lebih persuasif. Selain itu, Prabowo disarankan menggunakan bahasa yang sifatnya simbolis. "Kalau itu tidak dilakukan, persepsi publik terhadap prabowo tidak bisa dihindari atau diperbaiki," ujarnya.
Baca: Usai Bersua PM Lee Hsien Loong, Prabowo Berburu Buku di Singapura
Selain itu, responden merasa tidak menyukai Prabowo karena ambisius. Kinerjanya juga belum terbukti. Sebagian responden juga mempersoalkan status Prabowo yang tak beristri. Setidaknya 1,7 responden mengaku tak suka dengan Prabowo karena alasan itu.
Responden juga tidak memilih Prabowo karena isu pelanggaran hak asasi manusia, arogan, dan kurang merakyat. Adapun masyarakat yang mengemukakan alasannya memilih Prabowo dilandasi dengan keinginan mencapai perubahan, keinginan pemimpin baru, dan kekecewaan terhadap Jokowi.
Survei Median dilakukan dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih dari seluruh warga yang memiliki hak pilih. Sampel diambil dengan metode multistage random sampling, serta margin of error plus-minus 2,9 persen.