TEMPO.CO, Yogyakarta - Berkampanye, calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno menyambangi kawasan sentra perajin perak di Kotagede Yogya, Jumat sore 16 November 2018. Sandiaga melihat langsung proses produksi di ruang produksi kerajinan perak di salah satu rumah produksi, Narti Silver. Ia menanyakan perkembangan industri kerajinan perak saat ini kepada para perajian usaha mikro kecil menengah (UMKM) perak di situ.
Seorang perwakilan dari komunitas perajin perak Kotagede, Priyo menceritakan perjalanan kerajinan perak Kotagede sejak presiden RI pertama, Soekarno. “Pemerintahan Soekarno membantu dengan menjual jenis perak putu alias perak yang harganya di bawah standar harga pasaran sehingga membuat kerajinan perak Kotagede berkembang karena banyak permintaan,” kata Priyo.
Baca: Pilpres 2019, PPP Kubu Muktamar Jakarta Dukung Prabowo ...
Pemerintahan Presiden Soeharto menjadikan perak Kotagede sebagai souvenir kenegaraan, sehingga masa kejayaan perak Kotagede terus berlanjut.
Tapi memasuki masa krisis moneter 1998, ketika kurs dolar melejit, usaha kerajinan perak mulai terimbas, berat. “Itu awal hancurnya usaha kerajinan perak Kotagede,” kata Priyo. Perak yang saat itu harga bahannya Rp 400 ribu melejit menjadi Rp 3 juta karena naiknya biaya produksi yang dipicu dolar dari Rp 2.400 menjadi 15 ribu per US$ 1. Bahan baku perak dipengaruhi dolar dan euro.
Saat krisis 1998, eksportir justru meraih untung besar. Yang ambruk adalah pengusaha yang memasarkan perak di dalam negeri. Pada krisis kedua 2008, ketika harga perak melambung lagi, yang hancur giliran para eksportir perak. "Sejak 2008, bisa dibilang sebagian besar usaha perak Kotagede hancur, segelintir bertahan," ujar Priyo yang sempat memangkas jumlah perajinnya dari 60 menjadi 10 orang saat krisis 2008.
Baca: Kampanye di Hadapan Emak-emak, Sandiaga ...
Yang disoroti Priyo, selama ini bantuan pemerintah hanya berfokus pada bantuan peralatan dan seolah selesai semuanya. Padahal tinggi rendahnya nilai kerajinan ketika dibuat secara manual atau mengandalkan skill perajin. Mereka mengadu ke BUMN ke PT Aneka Tambang soal kondisi kerajinan perak yang ambruk karena dolar naik. ‘Mereka tak peduli, kami sesalkan BUMN sangat berorientasi untung."
Priyo berharap jika Sandiaga Uno benar terpilih sebagai calon wakil presiden, bisa mengubah mindset pemerintah soal program pemberdayaan UMKM yang hanya bersifat pemberian alat dan melupakan keterampilan perajin. "Yang memberi keuntungan justru (kerajinan yang dibuat) berdasarkan skill itu, karena kalau mesin semua bisa membuat."
Simak: Gerindra Wakafkan Sandiaga untuk Partai ...
Sandiaga menilai masalah kerajinan perak itu butuh keberpihakan pemerintah. Ia melihat dua solusi yang bisa ditempuh. Selain membantu penyediaan bahan baku murah, juga membantu pemasarannya kembali. Pemasarannya bisa dengan membuat kemasan terkini dan menyiapkan pasar domestik. “Destinasi-destinasi ekspornya dibantu."
Sandiaga Uno menuturkan pada 2030 ada pasar sangat besar bagi sektor konsumsi, mencapai 120 juta lebih pasar konsumsi. Mulai dari usaha jasa layanan pernikahan, seminar, konferensi internasional yang semua ada cenderamatanya. "Kalau semua cenderamata acara itu diarahkan ke kerajinan perak tentu akan sangat membantu sektor ini.”