TEMPO.CO, Jakarta - Sikap calon wakil presiden Sandiaga Uno, melangkahi makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Bisri Syansuri pada Oktober lalu bisa berefek terhadap elektoral. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ikrama M mengatakan perilaku Sandiaga ini berpotensi mendegradasi dukungan.
Baca juga: Jaga Kemenangan di Jawa Barat, Kubu Prabowo Turunkan Sandiaga
“Utamanya, preferensi ulama akan sangat memengaruhi,” kata Ikrama dalam konferensi pers Ulama dan Efek Elektoralnya di gedung LSI, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu, 14 November 2018.
Adapun elektoral yang akan bereaksi dengan sikap Sandiaga ini umumnya merupakan pemilih daerah. Khususnya, ujar Ikrama, bagi para penganut muslim konvensional yang acap menganggap ziarah dan tabur bunga sebagai adab yang sakral.
Ikrama memaparkan kemungkinan adanya sentimen negatif dari perilaku mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini. “Karena akan dianggap melecehkan,” ujarnya.
Kegiatan ziarah Sandiaga yang berbuntut kontroversi itu terekam dalam sebuah video viral di media sosial. Video tersebut tersebar di media sosial berbagi gambar Intagram dan menuai kritikan dari warganet. Ziarah itu dilakukan pada Oktober lalu.
Baca juga: Kampanye di Hadapan Emak-emak, Sandiaga Bernyanyi Separuh Nafas
Sebelumnya, Sandiaga melayangkan permintaan maafnya. "Saya minta maaf atas kejadian yang sekarang menjadi kontroversi," kata Sandiaga melalui sebuah rekaman audio yang dikirimkan kepada Tempo pada Selasa siang, 13 November 2018. Sandiaga menjelaskan ia tak tahu-menahu soal sikapnya yang ternyata berbuntut kritik ini. Ia juga menyebut tak bermaksud melangkahi makam tokoh NU.