TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY telah berjanji berkampanye dengan calon presiden Prabowo Subianto. Muzani berujar Ketua Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono juga berjanji bakal bersafari dengan calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Namun, rencana itu belum terealisasi di masa kampanye pemilihan presiden yang sudah memasuki bulan ketiga ini. "Sudah beberapa kali janjian tapi kemudian belum pas. Pada waktu yang ditentukan kemudian ternyata AHY ada jadwal lain," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 13 November 2018.
Baca: Tim Prabowo Memaklumi Demokrat Fokus Pileg daripada Pilpres
Muzani pun menyampaikan harapan bahwa Demokrat masih akan turut dalam upaya pemenangan Prabowo-Sandiaga di pemilihan presiden 2019. "Ya mudah-mudahan masih bisa diharapkan," kata dia.
Ia sekaligus menanggapi sikap Partai Demokrat yang mengutamakan pemenangan pemilu legislatif ketimbang pemilihan presiden. Sikap Demokrat tersebut disampaikan oleh SBY dalam pidato di pembekalan calon legislatif Partai Demokrat Sabtu dan Ahad pekan lalu. SBY mengeluh soal efek ekor jas atau coattail effect yang hanya dinikmati oleh Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang memiliki calon presiden.
Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mengakui partainya mengedepankan pemenangan pileg ketimbang pilpres. "Demokrat first. Kami juga berharap Demokrat tetap ada di parlemen," kata Ibas di The Sultan Hotel, Jakarta, Ahad, 11 November 2018.
Baca: Fadli Zon Yakin Mayoritas Kader Demokrat Pro Prabowo - Sandiaga
Muzani mengakui sikap Demokrat ini merupakan ekses pemilu serentak. Imbas jangka panjangnya, kata dia, kebijakan presiden dan wakil presiden terpilih bisa saja tak didukung oleh mayoritas anggota parlemen. Dia pun menyebut sikap yang mementingkan pemenangan pileg sebagai pragmatisme jangka pendek.
"Presiden dan legislatif dipilih bareng kan (agar) yang akan diperjuangkan presiden sama dan sebangun dengan apa yang akan diperjuangkan legislatif di DPR," kata Muzani.
Meski begitu, Muzani mengatakan Gerindra tak berencana mengumpulkan para ketua umum partai koalisi untuk mencari solusi ihwal tidak sinkronnnya pemenangan pileg dan pilpres ini. Dia mengatakan Gerindra tak akan memaksa partai koalisi Prabowo-Sandiaga.
Gerindra, kata Muzani, juga memberikan toleransi kepada partai koalisi yang melonggarkan kader-kadernya untuk tidak mengampanyekan Prabowo-Sandiaga. Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga ini berpendapat kelonggaran itu bisa saja berasal dari masalah internal sebuah partai. "Kalau cara memenangkannya mereka ada cara sendiri, ya mudah-mudahan berhasil," kata Muzani.