TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Bravo 5 Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi bercerita ihwal latar belakang terbentuknya tim relawan purnawirawan TNI pendukung Jokowi tersebut. Salah satunya, kata dia, untuk menepis persepsi bahwa seluruh purnawirawan TNI mendukung calon presiden Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden.
"Bravo 5 ini menunjukkan bahwa keluarga TNI, purnawirawan TNI, tidak hanya berada di belakang Prabowo," kata Fachrul saat berpidato dalam acara Deklarasi Perempuan Keren Bravo-5 di Hotel Atlet Century, Jakarta pada Kamis, 8 November 2018.
Baca: Bravo 5 dan Cakra 19, Dua Tim Luhut untuk Jokowi di Pilpres 2019
Tim Bravo 5 merupakan tim relawan Jokowi-Ma'ruf yang terdiri dari para purnawirawan TNI yang sebagian besar merupakan lulusan Akademi Militer angkatan 1970-an atau se-leting Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Tim ini terbentuk sejak 2013 untuk memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla di pemilu 2014.
Kemudian, tim yang sempat dibekukan setelah Jokowi terpilih menjadi presiden ini, diaktifkan kembali dengan misi yang sama, yakni untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin di pemilihan presiden 2019.
Fachrul mengatakan, sebetulnya banyak yang mempertanyakan loyalitasnya dan beberapa kawan lain ketika memutuskan mendukung Jokowi-Ma'ruf dalam pilpres 2019. Sementara ada Prabowo yang berlatar belakang militer juga maju sebagai calon presiden.
Baca: Beda Tim Purnawirawan TNI, Bravo 5 dan Cakra 19 di Kubu Jokowi
Untuk menjawab pertanyaan teman-temannya, Fachrul mengatakan politik dan militer adalah dua urusan yang berbeda. Loyalitas terhadap sesama purnawirawan, kata dia, harus dikalahkan untuk kepentingan bangsa. “Jadi di pilpres ini, kami pilih yang terbaik untuk bangsa ini," kata Fachrul.
Fachrul memimpin Tim Bravo 5 dengan 21 purnawirawan jenderal sebagai pengurus inti tim. Para purnawirawan jenderal itu di antaranya adalah Letnan Jenderal (Purn) Sumardi, Letnan Jenderal (Purn) Suaidi Marasabessy, Mayor Jenderal (Purn) Heriyono Harsoyo, Mayor Jenderal (Purn) Zainal Abidin, Mayor Jenderal (Purn) Heriyadi, Brigadir Jenderal (Purn) Paulus Prananto dan Laksamana (Purn) Marsetio.
“Itu baru pengurus, purnawirawan yang mendukung banyak sekali. Tapi kalau kita mau adu banyak dengan kubu sebelah, ya terlalu kekanak-kanakan,” ujar mantan Wakil Panglima Tentara Nasional Indonesia itu kepada Tempo, Oktober lalu.
Baca: Daftar Purnawirawan Jenderal TNI di Kubu Prabowo - Sandiaga