TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hermawan Sulistyo, mengatakan Sulawesi Selatan merupakan daerah elektoral yang belum serius digarap oleh kedua pasangan calon presiden, khususnya kubu Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin.
Baca: PDIP Punya PR Besar di 9 Dapil untuk Menangkan Jokowi - Ma'ruf
“Di kubu Jokowi, Sulawesi Selatan dilepas karena dianggap ada kekuatan Pak Jusuf Kalla,” kata Hermawan saat ditemui di Bakoel Koffie, Cikini, Selasa petang, 8 November 2018. Padahal, menurut Hermawan, Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis yang mampu memberikan dampak besar bagi elektabilitas calon pasangan presiden dan wakil presiden.
Sulawesi Selatan memegang halaman penting untuk memasok balon-balon suara. Musababnya, ujar Hermawan, provinsi ini memiliki jumlah pemilih tetap yang cukup besar. Bahkan, angka pemilihnya paling kuat dibanding provinsi lain di Indonesia bagian timur.
Selain itu, bila melihat dari sisi budaya merantaunya, orang-orang Sulawesi Selatan yang banyak bermigrasi ke kawasan Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki pengaruh yang cukup strategis. “Kalau mau digarap serius, Sulawesi Selatan ini peluang,” ujarnya.
Baca: Koalisi Perempuan: Visi Misi Capres Belum Berpihak ke Kaum Rentan
Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah yang potensial bagi pasangan Jokowi dan Ma’aruf Amin. Namun, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Bambang DH mengatakan partainya masih punya pekerjaan rumah besar untuk memenangkan Jokowi di provinsi tersebut.
Selain Sulawesi Selatan, ada setidaknya sembilan daerah yang bukan merupakan wilayah kuat Jokowi. Di antaranya Gorontalo, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Barat, Banten, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Selatan.