TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, Sudirman Said menanggapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terhadap elektabilitas pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai lelucon. Menurut Sudirman, tak ada tanggapan lain yang bisa ia lontarkan selain tertawa.
"Jadi saya kalau baca surveinya LSI cuma ketawa-ketawa saja. Itu saja deh. Tulis saja itu," kata Sudirman di rumah pemenangan kubu Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya 1, Jakarta Selatan, Selasa malam, 23 Oktober 2018, sembari terkekeh.
Baca: Soal Hoax Ratna Sarumpaet, Kubu Prabowo Ragukan LSI Denny JA
Sudirman mengatakan ia pernah disurvei oleh lembaga yang sama pada bulan yang berbeda. Namun, survei itu menunjukkan angka untuk Sudirman sama persis di bulan yang berbeda tersebut. "Elektabilitas saya bulan November 10,6 persen. Bulan Mei 10,6 juga," ujarnya.
Tanggapan Sudirman itu senada dengan calon wakil presiden Sandiaga Uno. Menurut Sandiaga, survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA bertolak belakang dengan survei yang dilakukan tim internal mereka. "Boleh dicek deh survei LSI dibandingkan survei internal kami di Pilkada DKI, terutama, dan pilkada lainnya," kata Sandiaga di tempat yang sama.
Baca: Survei: Pasca-Hoax Ratna Sarumpaet Jokowi Makin Ungguli Prabowo
Survei LSI Denny JA ini dirilis kemarin. Dalam survei, disebutkan sekitar 17,9 persen responden tak mendukung Prabowo - Sandiaga lagi. Merosotnya dukungan itu terjadi karena adanya kabar hoax Ratna Sarumpaet. Kubu Prabow-Sandiaga sempat menyampaikan dukungan terhadap Ratna yang semula mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal.
Dalam survei itu, responden yang pernah mendengar kabar hoax Ratna Sarumpaet mencapai 57,2 persen. Adapun, menurut survei, mayoritas pemilih Prabowo mengatakan tak suka dengan kasus ini. Hasil survei LSI ini menurut Sandiaga bertolak belakang dengan hasil survei tim internal mereka.
Baca: Survei: Hoax Ratna Sarumpaet, Prabowo Ditinggal Pemilih Sarjana