TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno tak menanggapi survei yang dirilis Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA soal menurunnya elektabilitas kubu mereka. Sandiaga mengatakan survei lembaga itu kerap menunjukkan hasil yang berbeda dengan survei yang dilakukan tim internal mereka.
Baca juga: Tanggapan MUI Soal Video Pembakaran Bendera Tauhid
"Boleh dicek deh survei LSI dibandingkan survei internal kami di Pillada DKI, terutama, dan pilkada lainnya," kata Sandiaga kepada awak media di rumah pemenanangannya, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Selasa sore, 23 Oktober 2017.
Dalam survei LSI Denny JA, elektabilitas Prabowo - Sandiaga stagnan di angka 28,6 persen. Elektabilitas Prabowo - Sandiaga juga menurut survei itu tak akan bertambah dari pemilih mengambang atau undecided voters.
Hal ini terkait dengan kasus hoax Ratna Sarumpaet yang terjadi baru-baru ini. Berdasarkan survei itu sebanyak 17,9 persen responden dari undecided voters itu tak mendukung Prabowo - Sandiaga pascakasus hoax Ratna Sarumpaet.
Sebanyak 11,6 persen tetap mendukung sementara 49,8 persen tetap akan menjadi pemilih mengambang dan 20,7 persen tak tahu.
Hasil survei LSI ini menurut Sandiaga bertolak belakang dengan hasil survei tim internal mereka.
Baca juga: Pembakaran Bendera Tauhid, Maarif Institute Minta Warga Bijak
Menurut Sandiaga, simpati masyarakat terhadap Prabowo - Sandiaga justru meningkat karena kasus Ratna. "Masyarakat berpikir, Pak Prabowo - Sandi memiliki rasa iba, apalagi ini dilakukan kepada perempuan, kita harus memberikan perlindungan kepada perempuan," katanya.
Meski demikian, Sandiaga mengaku tetap memgapresiasi survei LSI. Ia menambahkan, kubunya bersepakat bahwa hoax telah memberi pelajaran. Sandiaga juga mengklaim bahwa dalam kasus Ratna, mereka adalah pihak yang terkecoh.