TEMPO.CO, Jakarta - Anggota tim Badan Pemenangan Nasional kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo - Sandiaga), Ferdinand Huteheaen, mengatakan calon presiden Joko Widodo atau Jokowi rapuh dalam pemilihan presiden atau pilpres 2019. Ferdinand mengatakan Jokowi tidak memiliki suara yang kuat sehingga harus menggalang dukungan dari purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Baca: Dua Tim Purnawirawan Kubu Jokowi Hadang Prabowo di Pilpres 2019
"Jokowi butuh banyak sekoci karena dia lemah. Apalagi menghadapi kubu Pak Prabowo yang mendapatkan banyak dukungan moral dari purnawirawan," katanya kepada Tempo pada Jumat, 19 Oktober 2018.
Pernyataan Ferdinand ini dilontarkan guna menanggapi munculnya sayap-sayap relawan purnawirawan TNI yang menyatakan dukungan untuk Jokowi dan Ma'aruf Amin. Sayap relawan itu terbagi atas tim Cakra 19 dan Bravo 5.
Infografis: Dua Tim Besutan Luhut Binjar Panjaitan untuk Jokowi di Pilpres 2019
Tim Bravo 5 dikomandoi langsung Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Sedangkan Cakra 19 dinakhodai Andi Widjajanto. Tim Cakra 19 dan Bravo 5 telah bergeliat ke daerah-daerah untuk meraup kantong-kantong dukungan. Prioritasnya ialah daerah yang menunjukkan rendahnya elektabilitas Jokowi, seperti Jawa Barat.
Menanggapi hal itu, Ferdinand mengakui kubunya memang memiliki strategi khusus untuk menggembosi "pelampung-pelampung" Jokowi. Termasuk, kata dia, pelampung purnawirawan. Namun strategi itu enggan dibongkar lantaran merupakan rahasia dapur.
Ferdinand juga mengatakan dukungan purnawirawan TNI kubu Prabowo sebenarnya lebih kuat. Sebab, belum lama ini, ada 300 mantan purnawirawan yang telah menyatakan dukungan untuk pasangan capres dan wapres nomor urut 02 itu.
Simak juga: Tim Sukses Jokowi Tanggapi Pidato Prabowo Soal Ekonomi Kebodohan
Ferdinand mengatakan kekuatan sayap-sayap relawan di kubu Jokowi itu tidak perlu lagi ditanggapi. "Sudahlah, kami tidak khawatir dengan banyaknya pejabat dan purnawirawan di kubu Jokowi," ujarnya.