TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan keinginan pihaknya untuk menjaga situasi persatuan kebangsaan menjadi prioritas dalam kontestasi pemilu presiden atau Pilpres 2019.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Kampanye Enggak Usah Bawa Agama, Jual Tokoh Saja
"Jangan sampai upaya ingin menang (pilpres) itu kemudian merusak keutuhan bangsa dan nasionalisme," ujar Ma'ruf usai pertemuan dengan Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X di Keraton, Senin 15 Oktober 2018.
Oleh sebab itu, selama kurang lebih satu jam pertemuan dengan Sultan, Ma'ruf banyak mendiskusikan soal penerapan demokrasi yang proporsional dan berimbang khususnya selama masa kontestasi pemilu 2019 ini.
Ma'ruf pun menanggapi masih adanya isu-isu yang dimunculkan terkait kampanye Pilpres. Misalnya isu terbaru yang menyebutkan bahwa dia sedang sakit. Ma'ruf menilai itu hanya kabar bohong alias hoax untuk menyudutkan dirinya.
"Saya sakit itu ngaco betul, orang saya sehat sehat saja, berkeliling kemana-mana," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf Amin pun heran dengan pihak yang meniupkan isu tentang ia sedang sakit itu dengan menggunakan foto lawas dirinya saat check up kesehatan di sebuah rumah sakit tahun 2016 silam. "Gambar saya sakit itu namanya gambar ngaco," ujarnya.
Ma'ruf Amin selama dua hari di Yogya memiliki agenda sangat padat. Pada hari pertama di Yogya yakni Minggu, 14 Oktober 2018 ia menyambangi sedikitnya empat titik dan menemui sejumlah tokoh dan elemen masyarakat.
Baca juga: Soal Ekonomi Syariah, Sandiaga: Saya Satu Visi dengan Kyai Ma'ruf
Mulai dari kalangan pondok pesantren di Krapyak, budayawan dan seniman di rumah Emha Ainun Nadjib, kalangan pengurus Nahdlatul Ulama, sampai menutup acara Jogja Halal Festival.
Lalu pada hari kedua di Yogya, Ma'ruf Amin menyambangi Keraton, lalu dilanjutkan ke pondok pesantren Pandanaran di Sleman, kemudian bertemu cendekiawan Ahmad Syafii Maarif dan bertemu para calon legislatif partai koalisi pendukung Jokowi - Ma'ruf.