Langkah Razman sejalan dengan sejawatnya, Kapitra Ampera, yang lebih dulu mendukung Jokowi - Maruf. Kapitra memang mengimbau kepada seluruh eks peserta Aksi 212 untuk mendukung Jokowi - Maruf dalam Pilpres mendatang.
Alasannya, kata Kapitra, Ma'ruf Amin yang mengeluarkan fatwa bahwa Ahok menista agama. Kala itu, Ahok menyitir Al-Maidah Ayat 51. Jadi, kalau mau konsiten dengan aksi bela Islam, harus mendukung Ma'ruf Amin. “Tidak ada yang boleh, berhak mengklaim atau memilih selain itu. Karena maaf, Prabowo dan Sandi bukan ulama," ujar Kapitra.
Simak: Kapitra Ampera: Eks 212 Harus Dukung Ma'ruf ...
Kelompok Alumni Presidium 212 yang dipimpin Aminuddin, Juli lalu sebelum pendaftaran capres dan cawapres, menawarkan empat bakal calon presiden, yakni Prabowo Subianto, Yusril Ihza Mahendra, Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan. "Kami merekomendasikan empat nama kepada partai koalisi keumatan dan kebangsaan, sesuai dengan harapan mayoritas umat bangsa dan negara RI untuk menjadi pasangan capres-cawapres 2019-2024," kata Aminuddin.
Namun, setelah terdaftarnya dua pasangan calon, yaitu Joko Widodo - Ma'ruf Amin dan Prabowo - Sandiaga Uno, kelompok ini belum menyatakan sikapnya kembali.
Simak pula: Cerita di Balik Dukungan Eks 212 ke Kubu Jokowi
Kelompok lainnya adalah Persaudaraan Alumni 212. Kelompok yang dipimpin oleh Slamet Maarif itu menyatakan dukungannya kepada calon presiden Prabowo Subianto. Juru bicara Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin mengatakan pihaknya tidak akan mendukung Joko Widodo meski dia menggandeng Ketua MUI Maruf Amin sebagai calon wakil presiden.
Menurut dia, tidak mendukung Jokowi adalah harga mati siapapun cawapresnya. “Harga mati untuk kami tidak dukung Jokowi biar dipasangkan sama siapa saja,” kata Novel saat dihubungi, Kamis, 9 Agustus 2018.