TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan figur calon wakil presiden Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno belum memberikan pengaruh, baik positif maupun negatif, untuk Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan Djayadi berdasarkan hasil survei teranyar SMRC yang digelar pada 7-14 September lalu.
"Dengan atau tanpa cawapres, dukungan kepada Jokowi atau Prabowo tidak berubah banyak," kata Djayadi di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 7 Oktober 2018.
Baca: SMRC: Pemilih Tetap Prabowo Tak Lari karena Kasus Ratna Sarumpaet
Djayadi merinci dukungan untuk Jokowi sebesar 60,2 persen, sedangkan Prabowo 28,7 persen. Jika berpasangan dengan cawapres Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, dukungan terhadap keduanya berturut-turut sebesar 60,4 persen dan 29,8 persen.
Selisih dukungan dengan atau tanpa cawapres ini masih berada dalam rentang margin of error sebesar 3,05 persen. Menurut Djayadi, selisih tersebut tidak bisa serta merta dibaca sebagai tergerus atau bertambahnya suara dukungan terhadap capres.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Viva Yoga Mauladi mengatakan belum adanya sumbangan elektoral cawapres terhadap capres adalah hal wajar. Sebab, kata dia, penetapan pasangan capres dan cawapres oleh Komisi Pemilihan Umum baru per 20 September lalu.
Simak: Survei SMRC: Peluang Jokowi Memenangi Pilpres 2019 Menguat
Namun Viva kukuh berpendapat bahwa figur cawapres bakal memberi sumbangan elektoral untuk capres. "Buktinya penetapan cawapres rumit dan penuh drama. Itu menandakan baik Pak Jokowi maupun Pak Prabowo sama-sama menghendaki posisi cawapres mempunyai efek elektoral," ujar Viva di lokasi yang sama.
Survei SMRC ini melibatkan 1.074 dari 1.220 responden. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen.